Salah satu cara menyebarkan informasi secara cepat adalah melalui internet. Sudah banyak pula pihak yang menggunakannya. Begitu juga dengan AtmaGo yang hadir di Indonesia sejak tahun 2015. Pertama kali hadir dalam bentuk website, sejak tahun 2016 AtmaGo turut hadir dalam bentuk Aplikasi Android. Berbeda dengan beberapa media sosial populer, produk dari Atma Connect ini ditujukan untuk memudahkan masyarakat Indonesia saling membantu, misalnya ketika terjadi bencana alam, membersihkan sampah, dan berbagi cara melakukan sesuatu. Hadir dengan tagline "Warga Bantu Warga", AtmaGo diklaim memiliki beberapa kelebihan, seperti didesain untuk berbagi informasi hiperlokal, fokus pada kebutuhan penting manusia, dan menggunakan sumber daya yang sedikit. Qualcomm pun pada hari Rabu lalu menegaskan dukungannya terhadap AtmaGo melalui Wireless Reach untuk membantu pengembangannya lebih jauh. Dukungan ini diberikan sejak tahun 2017. Wireless Reach sendiri adalah inisiatif corporate social responsibility Qualcomm.
"Kita semua sekarang ini berada di dalam posisi yang sangat unik untuk mendorong kemajuan demi kebaikan industri, masyarakat, dan lingkungan. Sebagaimana dibuktikan oleh fokus diskusi hari ini, AtmaGo, teknologi dan konetivitas dapat memiliki dampak yang sangat penting dan positif bagi kehidupan masyarakat. Momen ini benar-benar momen yang menarik untuk industri nirkabel dan memberi kita semua kesempatan untuk menjadi bagian dari kisah inovasi dan transformasi teknologi yang lebih besar ini. Kami akan terus memelihara kemitraan-kemitraan kami untuk memungkinkan masa depan Indonesia dan dunia yang lebih cerdas dan yang paling penting yang lebih terkoneksi lagi," ujar Shannedy Ong (Country Manager Indonesia, Qualcomm).
"Kami sangat antusias dalam bekerjasama dengan Qualcomm Wireless Reach untuk mendukung ketangkasan dan kreativitas warga serta mempertegas nilai "gotong royong", untuk membangun gerakan warga bantu warga dalam persiapan menghadapi dan bangkit kembali dari bencana, dan membangun kembali komunitas mereka,” kata Meena Palaniappan (Pendiri dan CEO Atma Connect).
Pada AtmaGo, pengguna antara lain bisa mendapatkan dan melaporkan berita terbaru yang terjadi di lingkungannya seperti bencana, lalu lintas, sampah, kejahatan, dan lowongan pekerjaan; memberikan gagasan maupun solusi untuk membuat komunitas lingkungannya lebih baik; serta membeli dan menjual barang dengan pengguna lain di lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud di sini cukup spesifik seperti halnya kecamatan. Berhubung menggunakan sumber daya yang sedikit, semua hal itu pun bisa dilakukan pada ponsel pintar yang spesifikasinya kurang mumpuni.
Besarnya manfaat yang bisa ditawarkan oleh AtmaGo terlihat pula dari hasil studi yang dilakukan oleh CIPG (Centre for Innovation Policy and Governance). CIPG mempelajari manfaat AtmaGo terhadap kesiapan menghadapi bencana dan dampaknya. Dari hasil studi itu diperoleh bahwa AtmaGo bisa mengurangi kerusakan properti sebesar US$324 per rumah tangga akibat banjir dan bencana lainnya, bisa menekan biaya kesehatan sebesar rata-rata US$14 per rumah tangga akibat banjir dan bencana lainnya, serta bisa mengurangi morbiditas dan mortalitas sebanyak 643 tahun usia sehat yang hilang per 100 ribu penduduk. AtmaGo bisa membantu penyebaran peringatan bencana dan informasi DRR (disaster risk reduction) sehingga bisa membantu penggunanya mengambil tindakan preventif. Sejalan dengan itu, pengguna AtmaGo pun terus bertambah dan kini diklaim telah mencapai 3 juta.
Menurut BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), jumlah bencana di Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun 2019 ini, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2018 lalu, jumlah bencana di Indonesia mengalami peningkatan sekitar 45%. AtmaGo bisa membantu kesiapan dan ketahanan Indonesia terhadap bencana tersebut.
Studi yang dilakukan CIPG itu sendiri dilakukan pada tahun 2017 sampai 2018 dan melibatkan 358 responden di Jakarta dan sekitarnya, mencakup yang menggunakan dan yang belum menggunakan AtmaGo. Studi tersebut dibiayai oleh Qualcomm Wireless Reach.