Perkembangan teknologi mendorong pemanfaatan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) semakin masif. Teknologi kecerdasan buatan dinilai dapat memaksimalkan efisiensi berbagai industri.
Studi yang dilakukan IDC Indonesia menunjukkan bahwa AI adalah investasi jangka panjang dan terus berevolusi. Walaupun, keuntungan yang didapat tidak bisa dilihat dalam 1-2 tahun ke depan dan baru terlihat di atas empat tahun.
IDC Indonesia merekomendasikan strategi investasi AI jangka panjang, tidak hanya oleh satu unit atau fungsi bisnis, tapi strategi secara enterprise.
Direktur Regional Indonesia dan Filipina Insider Joe Harahap menilai pemanfaatan AI dapat mengatasi dua masalah utama perusahaan.
"Penggunaan AI itu untuk mengatasi dua problem utama yang kerap dihadapi perusahaan, yakni kompleksitas dan skalabilitas. Saat kita dihadapkan pada data perilaku pengguna yang begitu dinamis dan melimpah, penggunaan AI sangat membantu dalam menganalisa data-data tersebut," ujar Joe dalam keterangan resmi.
Joe menambahkan kecerdasan buatan bisa lebih membantu para pengiklan memproduksi pemasaran yang lebih tersegmentasi dan targeted.
Namun, Joe menilai investasi pada AI bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. Setidaknya ada beberapa langkah yang bisa dipertimbangkan saat hendak mengadopsi AI. Pertama, tentukan playground atau masalah yang hendak dipecahkan perusahaan
"Apakah itu bisa diselesaikan lewat AI? Karena tidak selamanya AI baik untuk semua jenis industri dan solusi. Bisa saja, sebulan atau satu setengah tahun setelah perusahaan mengadopsi AI, namun belum juga menemukan data yang terkurasi dan sesuai dengan kebutuhan atau problem yang hendak diselesaikan di awal," paparnya.
Kedua, mengingat initial investment AI terbilang tinggi, ada baiknya perusahaan mempertimbangkan untuk berpartner dengan mitra lain yang memiliki resource atau tim yang jauh lebih menguasai teknologi AI.
Kecerdasan Buatan untuk Industri Keuangan
Sejalan dengan manfaat kecerdasan buatan, Microsoft pun baru-baru ini membuat sebuah studi Future Ready Business: Assessing Asia-Pasific's Growth with AI.
Studi ini mengemukakan bahwa organisasi yang mengimplementasikan AI dapat meningkatkan daya saing hingga 41 persen alam tiga tahun mendatang.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR