Chairman Foxconn, Terry Gou, secara resmi mengumumkan rencananya ikut pemilihan presiden Taiwan yang akan berlangsung tahun depan. Terkait rencana ini, Gou juga akan mengajukan pengunduran diri dari jabatannya sebagai pimpinan tertinggi perusahaan perakitan elektronik terbesar di dunia tersebut.
Gou sendiri sebenarnya tidak memiliki pengalaman di dunia politik. Akan tetapi, Gou dikabarkan memiliki kedekatan khusus dengan pemerintah China. Gou juga mengikuti pemilihan presiden tahap awal melalui jalur partai Kuomintang, yang dikenal sebagai partai oposisi pro-China.
Masalah ekonomi dan hubungan dengan China memang menjadi isu utama pemilu Taiwan di tahun 2020 ini. Saat ini, Taiwan menghadapi masalah pengangguran yang cukup berat, dengan tingkat pengangguran sebesar 12% untuk angkatan kerja 20-24 tahun.
5. Elon Musk
Pendiri sekaligus CEO SpaceX dan Tesla ini sempat menjadi anggota tim bentukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ia membidangi sektor strategi dan kebijakan serta inisiasi pembangunan.
Sempat berharap kehadirannya bisa mengubah pemikiran Trump tentang imigrasi dan perubahan cuaca, ia akhirnya keluar dari tim ini. Padahal, mungkin saja kedekatannya dengan Gedung Putih bisa lebih melancarkan proyek SpaceX dan moda transportasi ambisiusnya, Hyperloop.
6. Ron Conway
Ia dikenal sebagai Godfather-nya Silicon Valley karena menjadi tokoh sentral suntikan dana ke ratusan perusahaan teknologi seperti Twitter, Zynga, sampai Airbnb. Di samping itu, Conway juga loyal memberikan uangnya untuk kepentingan politik.
Tahun 2012, contohnya, ia merogoh jutaan dollar kantonya untuk pemilu San Francisco, termasuk US$275.000 (Rp3,8 miliar) untuk melancarkan balot pengurangan pajak untuk perusahaan teknologi yang ia investasikan.
7. Ginni Rometty
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR