Saat ini, banyak orang yang "hobi" berganti nomor handphone. Setelah menggunakan nomor baru, nomor lama dibiarkan tidak terpakai hingga masa tenggang habis.
Jika Anda termasuk yang sering berganti nomor handphone, hati-hati. Pastikan nomor ponsel tersebut sudah tidak ada sangkut pautnya lagi dengan akun-akun perbankan, email, atau media sosial Anda.
Jangan sampai email Anda diretas, rekening dibobol, dan kartu kredit disalah gunakan oleh pihak yang tak bertanggung jawab.
Hal itu dikarenakan operator kerap menjual kembali nomor-nomor yang sudah tidak aktif kepada pengguna lain.
Praktek daur ulang (recycle) nomor ponsel ini adalah hal yang lumrah dilakukan operator. Sehingga akan muncul risiko penyalahgunaan email, akun media sosial, atau akun perbankan, yang terhubung dengan nomor ponsel tersebut.
Hal ini diamini oleh Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi CISSReC Pratama Persadha.
Ia mengatakan praktik "gonta-ganti" nomor ponsel merupakan hal yang biasa namun membuat mereka yang melakukan praktek ini berisiko kehilangan aset pribadi digital mereka.
Sebab, ketika nomor tersebut hangus dan kemudian digunakan oleh pengguna baru, potensi disalahgunakannya pun cukup besar.
"Ketika nomor hangus lalu digunakan pengguna baru untuk registrasi atau verifikasi layanan yang juga digunakan oleh pengguna sebelumnya. Hal tersebut yang kemungkinan dimanfaatkan oleh pengguna baru untuk mengakuisisi aset digital," kata Pratama.
Karena itu, ada beberapa hal yang patut Anda waspadai ketika memutuskan untuk tidak lagi menggunakan nomor ponsel tertentu.
1. Email bisa dibajak
Saat ini penyedia layanan email populer seperti Gmail dan Yahoo selalu meminta pengguna untuk menyertakan nomor ponsel mereka saat membuat akun email.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR