"Kami ingin disruptor (pengganggu) pasar. Misal, pada rentang harga Rp1-2 juta, kami ingin menawarkan ponsel dengan spesifikasi yang paling baik. Kami mengenalkan ponsel dengan (chipset) Snapdragon seri 6 dengan harga kurang dari Rp2 juta," jelas Yi lagi.
Menurut Risky, pasar pengguna ponsel menengah di Indonesia sangat sensitif terhadap harga dan desain ponsel. Sehingga, produsen yang bisa memberikan harga terjangkau menjadi salah satu resep penting.
Selain itu, Realme juga aktif meluncurkan produk baru ke pasar. Terhitung dalam 13 bulan, Realme telah melahirkan 12 ponsel di Indonesia. Ini berarti jika dirata-rata perusahaan itu meluncurkan ponsel baru hampir tiap bulan demi menyasar segala segmen pasar.
Dalam waktu 13 bulan pula, Realme telah menjual tiga juta unit ponsel. Berarti, rata-rata tiap bulan Realme bisa menjual sekitar 230 ribu unit ponsel.
3. Stok cukup
Palson menjamin segala ponsel yang diluncurkan Realme tidak akan 'gaib' atau hilang dalam waktu yang cepat. Realme menjamin stok ponsel yang cukup untuk memenuhi kuantitas permintaan pasar.
"Stok juga setiap kami perkenalkan produk kami pastikan bahwa akan punya stok banyak. Jadi konsumen di mana pun mau beli bisa dapat," kata Palson.
4. Layanan purna jual
Untuk urusan layanan purna jual, Realme saat ini masih bekerja sama dengan Oppo. Sehingga, para pengguna Realme bisa memperbaiki ponsel mereka di 117 gerai perbaikan Oppo di seluruh Indonesia. Meski demikian, menurut Yi, ke depan Realme akan menyiapkan layanan purna jual terpisah.
5. Word of mouth
Namun, dari semua strategi itu, menurut Yi jurus andalan Realme yang utama adalah pemasaran dari mulut ke mulut alias word of mouth. Selain itu, Yi menyebut kalau mereka pun sangat menghargai masukan dari pengguna soal produk-produk mereka.
"Kami sangat menghargai relasi dengan media dan influencer. Karena kekuatan word of mouth dan brand repetition (pengulangan merek di pasar) [...] Word of mouth lebih penting dari iklan, karena itu testimoni jujur dari pengguna," jelas Yi.
Menurut Risky, pemasaran merupakan salah satu unsur penting untuk memenangkan pasar Indonesia. Namun, Risky mengakui kalau Realme memang bisa unggul lantaran pemasaran dari mulut ke mulut yang kencang.
"Sejauh ini, banyak merek yang masuk top 5 karena iklan mereka jor-joran. Ini membuat mindshare mereka besar, karena orang indonesia price sensitive dan marketing," lugasnya.
Sebelumnya, berdasarkan hasil riset pasar IDC, Realme berhasil menduduki 12,6 persen pangsa pasar Indonesia pada Q3 2019. Dengan demikian, Realme naik dua kali lipat dari periode April-Juni (Q2 2019) di angka 6,1 persen. Bahkan pencapaian kuartal dua itu naik drastis dari kuartal pertama (Q1 2019) yang hanya 1,4 persen pangsa pas
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR