Tidak hanya perusahaan, AWS (Amazon Web Services) juga membantu organisasi lain, termasuk yang merupakan bagian dari sektor publik, dalam mentransformasi dirinya untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada penggunanya. Salah satu yang dikedepankan oleh AWS di AWS re:Invent 2019 yang berlangsung dari tanggal 2 sampai 6 Desember 2019 adalah U.S. Department of Veterans Affairs. Departemen yang mengurusi para veteran Amerika Serikat ini sedang bertransformasi digital, dan salah satu fokus areanya adalah beralih ke “public” cloud dari on-premises. Tentunya tak sembarang cloud melainkan cloud khusus untuk Pemerintah Amerika Serikat yang telah memenuhi persyaratan tertentu. Salah satu cloud yang digunakan adalah AWS GovCloud (US). Pemanfaatan cloud itu diklaim U.S. Department of Veterans Affairs telah mampu meningkatkan kinerja dari VBMS (Veterans Benefits Management System)-nya.
VBMS seperti namanya adalah sistem utama untuk mengurusi administrasi manfaat veteran Amerika Serikat yang awalnya dijalankan di data center on-premises. Dengan VBMS, para veteran tersebut tidak lagi mengajukan klaim menggunakan kertas melainkan secara elektronik. U.S. Department of Veterans Affairs mengklaim bahwa VBMS tersedia secara global dan secara terus-menerus. Alhasil, pengguna VBMS kadang kala bisa mencapai 4.000 pengguna sekaligus. Banyaknya pengguna secara sekaligus ini membuat waktu unduh berkas untuk keperluan klaim mencapai 2 sampai 3 menit tatkala masih menggunakan data center on-premises. Dengan memanfaatkan AWS GovCloud (US), waktu unduh berkas untuk keperluan klaim itu menjadi kurang dari satu menit.
Tidak hanya waktu unduh berkas yang bisa lebih cepat secara signifikan, peralihan dari data center on-premises ke AWS GovCloud (US) juga diklaim mampu menekan biaya sebesar 50%, setidaknya menurut pengamatan U.S. Department of Veterans Affairs sampai berlangsungnya acara di Las Vegas ini. Selain itu, beralih ke AWS GovCloud (US) antara lain juga memudahkan perihal disaster recovery.
“Dan modernisasi TI tersebut untuk terus-menerus meningkatkan penghantaran layanan ke veteran kita dengan kecepatan yang lebih tinggi dari hari ini, adalah kunci untuk tujuan kami, dan kami sedang berada pada strategi transformasi digital yang telah memindahkan saya ke cloud dan memanfaatkan secara maksimal teknologi cloud di pusatnya,” ujar David Catanoso (Director, Enterprise Cloud Solutions Office, U.S. Department of Veterans Affairs).
Adapun strategi cloud dari U.S. Department of Veterans Affairs utamanya ada dua. Yang pertama adalah sebisa mungkin menggunakan software as a service, dan yang kedua adalah membangun yang disebut VA Enterprise Cloud. VA sendiri merupakan singkatan dari U.S. Department of Veterans Affairs. Sampai AWS re:Invent 2019 berjalan, VA Enterprise Cloud dibangun dengan memanfaatkan dua cloud. Salah satunya adalah AWS GovCloud (US). Menariknya, di atas masing-masing cloud yang dimanfaatkan VA Enterprise Cloud, U.S. Department of Veterans Affairs mengklaim menambahkan layanan pendukung umum seperti Active Directory, dan di atasnya lagi perkakas operasional seperti pemantau kinerja aplikasi. Tujuannya adalah mempercepat implementasi; mempercepat penghantaran layanan dan fitur baru ke veteran.
“Kami hanya memiliki dua strategi cloud utama, yang pertama adalah memanfaatkan software as a service di mana pun kami bisa, sebagai contoh kami memindahkan lebih dari 480 ribu kotak surat kami, salah satu agensi pertama yang memindahkan kotak surat ke cloud dalam waktu paling singkat. Dan bagian yang kedua dari strategi itu adalah untuk membangun apa yang kami sebut VA Enterprise Cloud. Itu adalah sebuah platform cloud yang memiliki beberapa penyedia layanan cloud, salah satunya tentu saja adalah AWS,” pungkas David Catanoso.
KOMENTAR