NTT Ltd. baru saja mengumumkan laporan terbarunya mengenai prediksi tren gangguan teknologi yang akan terjadi di tahun 2020.
“Prediksi ini didasarkan pada tren teknologi paling kritis yang perlu diwaspadai perusahaan di seluruh dunia,” kata Hendra Lesmana selaku CEO NTT Ltd. Indonesia, di Jakarta.
“Prediksi ini juga sudah dikompilasi oleh ahli-ahli NTT, yang berhasil mengidentifikasi tren untuk dua belas bulan ke depan, akan seperti apa gangguan teknologi yang akan kita hadapi di masa depan, dan langkah bisnis apa yang harus diambil supaya perusahaan bisa mendapatkan keuntungan di tahun 2020,” tambah Hendra.
Lebih lanjut, gangguan teknologi yang diprediksi NTT akan menjadi tren di tahun ini tersebut terbagi menjadi lima.
Pertama, kembaran digital berbasis data. Saat ini, dengan data yang cukup kita bisa membuat model tentang kebiasaan dan memahami pola dengan data ini kita bisa mendapatkan kesimpulan yang lebih akurat, lebih cepat, dengan memakan biaya penelitian yang lebih murah.
“Perusahaan yang tidak siap untuk menganalisa atau mengolah data, akan sedikit susah mereka bisa bertahan untuk berbisnis. Karena, tanpa ada analisa data lebih lanjut, tidak tahu perusahaan tersebut harus seperti apa ke depannya,” kata Hendra.
Kedua, menciptakan rasa percaya melalui interaksi digital. “AI sekarang semakin berevolusi, kita bisa beralih dari sekadar transaksi secara umum menjadi lebih akrab dengan pelanggan kita, sehingga bisa mengaplikasi peraturan yang lebih manusiawi dan bisa menjaga kepercayaan pelanggan,” ucap Hendra.
Ketiga, larut ke lingkungan ‘phygital’ yang responsif. Ketika dunia fisik bergabung dengan digital membuang semua batasan fisik – ruang rapat, kantor, atau toko – dan bertransformasi menjadi lingkungan virtual yang bisa menciptakan pengalaman baru dengan berbagai macam tingkatan pengalaman.
Keempat, meningkatnya bangunan cerdas berbasis IoT (Internet of Things). Berdampak pada lingkungan yang lebih nyaman – yang mampu melakukan otomatisasi suhu sesuai jumlah orang yang ada di dalamnya atau pencahayaan yang secukupnya pada siang hari – bangunan dengan teknologi ini akan senantiasa berkelanjutan
Terakhir, dompet data. Menempatkan data pada orang yang akan bertanggung jawab penuh untuk mengamankan data.
“Tidak akan ada yang bisa mengakses data tersebut tanpa izin, apabila sang pemilik data berada dalam ancaman, data otomatis akan terkunci,” pungkas Hendra.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR