Rencana Facebook cari uang dari WhatsApp dengan iklan dikabarkan batal. Menurut The Wall Street Journal, tim yang bekerja membangun iklan ke WhatsApp telah dibubarkan dalam beberapa bulan terakhir. Pekerjaannya telah dihapus dan tidak akan digunakan.
Dikutip TheVerge, (17/1/2020), sebenarnya Facebook masih memiliki hasrat untuk mengintegrasikan iklan ke fitur WhatsApp Status, tetapi untuk saat ini atau waktu yang belum ditentukan, WhatsApp akan terus bebas dari iklan.
Kepada Business Insider, Juru Bicara Facebook mengatakan sekarang WhatsApp akan fokus untuk membangun fitur yang menjembatani pelaku bisnis berkomunikasi dengan pelanggan di dalam applikasi disamping mengembangkan sistem pembayaran di negara lain.
Menurutnya iklan akan menjadi peluang jangka panjang dan belum ditetapkan waktu penerapannya di dalam platform.
Informasi tambahan, jauh sebelum Facebook ingin memonetisasi WhatsApp. Pendiri WhatsApp telah memiliki cara untuk mendapatkan keuntungan yaitu dengan dengan mematok biaya berlangganan sebesar US$ 1 atau setara Rp 14.000 per tahun bagi pengguna.
Rencana monetisasi WhatsApp dengan iklan ini pun memunculkan perdebatan panas dan membuat dua pendiri perusahaan, Brian Acton dan Jun Koum meninggalkan perusahaan.
Keduanya tak sepakat dengan kehadiran iklan dalam platform chatting ini sementara Mark Zuckerberg ingin segera monetisasi ini dilakukan, seperti dikutip dari Forbes.
WhatsApp sendiri didirikan oleh Brian Acton dan Jun Koum pada 2009 silam. Plaform ini kemudian diakuisisi Facebook pada 2014 senilai US$ 19 miliar dalam bentuk sebagian uang tunai dan saham Facebook.
Tak Lagi Gratis
Tidak bisa dipungkiri WhatsApp menjadi pilihan aplikasi pesan utama yang digunakan banyak orang karena gratis dan mudah digunakan. Namun bagaimana jadinya bila WhatsApp menjadi aplikasi berbayar?
Rencana WhatsApp meraup pundi keuntungan dibocorkan dua analis media sosial yang kebetulan hadir dalam acara Facebook Marketing Summit di Berlin, Jerman pada Mei 2019.
Facebook pun sudah mengkonfirmasi rencana ini akan direalisasikan pada 2020, meskipun belum jelas kapan pastinya.
Source | : | Forbes |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR