Hal ini pun diakui oleh Matt Navarra, Konsultan Sosial Media melalui akun Twitter pribadinya. Para pengguna akan melihat iklan ketika mengintip WhatsApp Status orang lain, dan disitulah WhatsApp meraih pendapatan.
Namun, sebenarnya jauh sebelum Facebook ingin memonetisasi WhatsApp. Pendiri WhatsApp telah memiliki cara untuk mendapatkan keuntungan yaitu dengan dengan mematok biaya berlangganan sebesar US$ 1 atau setara Rp 14.000 per tahun bagi pengguna.
Akhirnya, rencana monetisasi WhatsApp dengan iklan ini pun memunculkan perdebatan panas dan membuat dua pendiri perusahaan, Brian Acton dan Jun Koum meninggalkan perusahaan.
Keduanya tak sepakat dengan kehadiran iklan dalam platform chatting ini sementara Mark Zuckerberg ingin segera monetisasi ini dilakukan, seperti dikutip dari Forbes.
WhatsApp sendiri didirikan oleh Brian Acton dan Jun Koum pada 2009 silam. Plaform ini kemudian diakuisisi Facebook pada 2014 senilai US$ 19 miliar dalam bentuk sebagian uang tunai dan saham Facebook.
Biaya Berlangganan
Kehadiran iklan di WhatsApp sebenarnya sudah banyak diprediksi berbagai pihak. Pasalnya, Facebook Group merupakan platform periklanan terbesar di dunia di mana pendapatan lebih dari 80% pendapatan perusahaan berasal dari iklan.
Sebelum meninggalkan perusahaan, Acton mendatangi kantor Facebook untuk mencoba mengusulkan cara Whatsapp meraih keuntungan ke CEO Mark Zuckerberg. Sesampai di sana, ia pun berselisih dengan tim hukum Facebook. Karena Facebook ingin menghasilkan uang melalui iklan, sedangkan Acton ingin membuat Whatsapp dengan biaya berlangganan.
"Pada akhirnya, saya menjual perusahaan saya. Saya seorang penjual. Saya mengakui itu," ujarnya.
Dilansir dari Feedough, para pendiri Whatsapp membenci iklan dan menciptakan platform bebas iklan dengan fokus hanya pada pengalaman pengguna dan antarmuka yang bagus.
Saat membuat Whatsapp, Brian Acton dan Jan Koum ingin menciptakan sebuah platform instant messaging untuk pengguna dan bukan untuk perusahaan besar beriklan.
Untuk mendapat keuntungan, mereka memiliki cara yaitu pengguna diharuskan membayar tagihan. Jadi nantinya, Whatsapp akan memiliki versi berbayar dan dikenakan biaya tahunan sebesar $ 1 dari pengguna.
Sebelum rencana monetisasi, WhatsApp menghasilkan pendapatan dari WhatsApp Business yang ditujukan sebagai tempat berikan dan berkomunikasi penjual dengan pembelinya.
Jadi, Anda lebih memilih WhatsApp beriklan atau berlangganan Rp 14.000 per tahun?
Source | : | Forbes |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR