Google terpaksa menutup sementara empat kantornya di China, serta di Hong Kong dan Taiwan, menyusul merebaknya wabah virus corona.
Penutupan kedua kantor Google itu diawali menjelang saat liburan Tahun Baru Imlek, namun diperpanjang karena adanya regulasi dari pemerintah lokal China.
Pihak Google juga telah menerbitkan larangan perjalanan bisnis ke negara-negara China. Selain itu, karyawan yang saat ini bepergian ke luar China, diminta untuk tetap bekerja dari rumah selama setidaknya 14 hari setelah tanggal kepergian mereka.
Walau mesin pencari Google tidak dapat beroperasi di China, namun Google tetap hadir di negara tersebut, untuk memantau produksi hardware seperti ponsel Pixel, dan speaker pintar Google Home di pabrik China, serta menjaga hubungan dengan pemasok mereka.
Tak tinggal diam, Google mengatakan bahwa pihaknya telah mengambil langkah untuk turut serta menanggulangi virus corona.
Diketahui Google telah membantu pasokan medis dengan mengeluarkan dana sebesar 250.000 dollar AS atau sekitar Rp 3,4 miliar kepada Palang Merah China. Selain itu Google juga telah melakukan kampanye internal dan menggalang dana sebanyak 500.000 dollar AS atau setara dengan Rp 6,8 miliar.
Nampaknya, tak hanya Google yang merasakan imbas dari penyebaran virus corona. Perusahaan teknologi lain seperti Apple dilaporkan juga bersiap menghadapi kurangnya suplai ponsel-ponsel iPhone dari pabrik di China.
CEO Apple Tim Cook mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang memantau situasi dengan cermat.
Apple juga mengatakan telah menutup setidaknya satu toko ritelnya di China dan telah mengambil langkah pencegahan dengan mengukur suhu karyawannya secara teratur dan secara intensif menjaga kebersihan kantor.
Hingga saat ini diketahui di China terdapat 6.000 kasus virus corona dan telah memakan 130 korban jiwa. Virus corona sendiri diyakini berasal dari Wuhan, China.
Dampak Corona Terhadap Apple
Apple berencana meningkatkan produksi iPhone sebesar 10 persen pada pertengahan tahun ini mungkin terhalang oleh wabah virus corona yang menyebar di China, demikian Nikkei Asian Review.
Perusahaan itu telah meminta pemasok-pemasoknya, banyak di antaranya punya pusat manufaktur di China, untuk membuat hingga 80 juta iPhone pada paruh pertama 2020, lapor Nikkei, mengutip sumber yang mengetahui rencana Apple.
Apple telah memesan hingga 65 juta iPhone lama dan maksimal 15 juta unit model teranyar yang rencananya akan diluncurkan pada Maret.
Namun, produksi massal yang akan dimulai pada pekan ketiga Februari mungkin tertunda karena muncul wabah virus corona, lapor Nikkei.
Wabah virus corona sejauh ini telah membunuh lebih dari 100 orang dan menginfeksi lebih dari 4.500 orang di China, membuat puluhan juta orang tak bisa kemana-mana saat libur Tahun Baru Imlek dan mengguncang pasar global.
Oktober lalu, Nikkei melaporkan Apple meminta pemasok meningkatkan produksi model iPhone 11 hingga 8 juta unit, atau 10 persen, mengisyarakatkan permintaan versi teranyar ponsel andalan Apple ini meningkat.
CEO Apple, Tim Cook mengatakan bahwa perusahaannya akan membatasi perjalanan karyawannya ke Tiongkok. Menyusul mewabahnya Virus Corona di negara tersebut. Selain itu, pihaknya pun telah menutup sementara satu Toko Ritel dan mengurangi jam operasional untuk toko retail lainnya di negara tersebut.
"Kami telah menutup salah satu Toko Ritel, dan sejumlah mitra pengecer juga telah menutup toko mereka," ujar Cook, dilansir dari The Verge, Rabu (29/1/2020).
Apple pun mengklaim situasi ini juga memberikan dampak negatif terhadap lalu lintas ritel Apple di seluruh negeri. Mengingat pemerintah Tiongkok telah memperpanjang libur tahun baru Imlek dan meminta masyarakat untuk tetap berada di rumah.
Langkah tersebut untuk mengantisipasi penyebaran atau penularan Virus Corona secara tidak sengaja ketika masyarakat beraktivitas di luar ruang.
Apple sendiri telah memberikan perawatan kepada karyawan di wilayah Wuhan. Pihaknya secara teratur mengukur suhu karyawan untuk memeriksa gejala demam dan flu yang mengindikasikan adanya Virus. Di sisi lain, Apple secara agresif membersihkan toko dan kantor ritelnya di Tiongkok.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR