Selain kedua hal itu, jaringan internet yang sudah ada saat ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi gameQoo dan Skyegrid.
Oleh karena itu, keduanya sepakat bahwa kehadiran jaringan 5G yang diperkirakan masuk pada beberapa tahun ke depan akan semakin mendukung kamajuan industri tersebut.
Ancaman Bagi Perangkat Gaming
Di tengah istilah cloud gaming yang tengah ramai diperbincangkan, muncul anggapan bahwa cloud gaming dapat mengancam industri perangkat gaming seperti Playstation, Nintendo, hingga PC gaming.
Mengomentari hal tersebut, Azzam memiliki perspektif bahwa cloud gaming sejatinya tidak akan menggantikan ketertarikan para gamer akan konsol gim atau PC gaming.
“Tidak akan mengganggu bisnis mereka. Saya percaya cloud gaming sampai 5 tahun ke depan hanya untuk casual gamer dan bukan untuk yang serius (hardcore). Para hardcore gamer pasti masih akan memilih PC gaming, karena mereka suka build. Mereka suka bentuk fisik PC gaming,” terang Azzam.
Berbeda dengan pandangan Azzam, Rolly mengatakan bahwa cloud gaming sudah dipastikan akan mengganggu bisnis industri perangkat gaming.
“Gara-gara cloud gaming, banyak fenomena yang berubah. Sekarang, mereka (perusahaan perangkat gim) saja sudah bikin (platform). Xbox dengan xCloud-nya, Playstation dengan Playstation Now-nya. Itu layanan sejenis SkyeGrid juga tapi harus punya perangkatnya dan sudah mulai bisa diakses di PC. Nah, mereka saja sudah menyediakan. Jadi kalo prediksi saya, kita ‘kan dengar juga kalo PS 5 dan Xbox Series X akan rilis, mungkin ini jadi konsol terakhir mereka. Sebelum mereka merambah full ke cloud,” papar Rolly.
Kembali dijelaskan Rolly, bahwa seperti tren yang sudah-sudah, konsol gim biasanya akan bertahan atau popular selama 5 tahun saja.
“5 tahun lagi dari sekarang yang berarti 2025, itu 5G dipastikan mulai merata. Yang mereka tunggu sebenarnya itu. Layanan untuk cloud gaming bisa masif kalau jaringan 5G sudah luas. Itulah yang diharapkan oleh semua dan kenapa konsol masih tetap bikin untuk sekarang. Tapi yang jelas, kehadiran cloud gaming ini mempengaruhi bisnis mereka,” pungkas Rolly.
Nah, itu tadi tanggapan dari para penyedia cloud gaming di Indonesia. Sedangkan dari salah satu perusahaan teknologi yang turut memproduksi perangkat gaming, ASUS, mengungkapkan bahwa kehadiran cloud gaming tidak mengganggu bisnis mereka.
“Dari sisi ASUS, kami tidak melihat ini sebagai ancaman dan mungkin bisa jadi merupakan peluang baru, namun bukan untuk bisnis produk gaming,” kata Muhammad Firman, Head of Public Relation, ASUS Indonesia.
Menurutnya, ketika nantinya cloud gaming semakin digemari justru akan berdampak pada bisnis perangkat low end di ASUS, baik notebook atau ponsel pintar. Seperti diketahui, cloud gaming memungkinkan gim bergrafis tinggi untuk dimainkan di perangkat dengan berspesifikasi rendah sekalipun.
“Sedangkan untuk produk gaming seperti laptop, desktop atau smartphone gaming ASUS, sejauh ini cloud gaming bukan menjadi ancaman karena gaming experience yang ditawarkan berbeda dengan gaming konvensional,” ucap Firman.
Kembali dijelaskan Firman, menurutnya potensi cloud gaming untuk mengubah industri gim secara keseluruhan juga tampaknya akan masih relatif jauh. Oleh karena itu, ia menilai bahwa ke depannya perangkat gaming dipastikan akan tetap dan semakin menjadi primadona bagi para gamer.
“Apalagi industri gaming saat ini sangat pesat pertumbuhannya, baik dari sisi jumlah pengguna, revenue, dan coverage-nya. Ditambah, pemerintah juga terus mendukung perkembangan industri e-sports di Indonesia,” pungkas Firman.
Penulis | : | Cakrawala |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR