Indeks ini berfokus pada eksposur yang dialami oleh tiap-tiap negara akibat serangan siber, tingkat dan frekuensi serangan di permukaan, nilai yang berisiko terampas, hingga tingkat kesiapan mereka dalam membuat kebijakan legal dan lingkungan yang mendukung bisnis siap menghadapi risiko siber yang kian tinggi di masa kini.
Terlepas dari fakta bahwa ekonomi digital meningkat pesat lantaran tumbuhnya sektor layanan skala kecil, di Indonesia ada sejumlah aspek yang perlu untuk ditingkatkan lagi dalam mendukung kesiapan siber. Diprediksi, tingkat paparan serangan siber akan mengalami peningkatan di tahun-tahun mendatang.
Berada di puncak indeks, Singapura adalah negara yang paling siap di APAC. Skor yang didapatkan konsisten tinggi untuk semua upaya membangun kesiapan siber, antara lain karena tingkat kepedulian lembaga hukum maupun lembaga lainnya tinggi. Di sisi lain, negara ini dianggap paling rentan terpapar siber akibat tingginya penetrasi TIK di negara tersebut, bahkan yang tertinggi di kawasan APAC.
Jepang menempati posisi ketiga sebagai negara paling rentan terpapar risiko siber dan kedua tertinggi untuk tingkat kesiapan mereka di APAC. Ada celah bagi negara tersebut untuk menjadi negara paling siap siber di regional.
Australia ada di ranking ketiga sebagai negara paling siap, sekaligus keempat yang paling berisiko. Australia saat ini punya legislasi siber yang kuat. Edukasi dan R&D di negara tersebut juga kuat.
Korea Selatan relatif baik di perihal kesiapan siber, dengan angka R&D tertinggi dan waktu respons terhadap ancaman siber terbaik. Penggunaan teknologi yang telah menyentuh setiap lini oleh perusahaan dan pemerintah menjadi aspek substansial yang menyebabkan tingginya risiko siber di negeri ginseng ini.
Malaysia berada di garis paling depan dengan rendahnya risiko terpapar siber karena kuatnya kerja sama dalam menyusun regulasi dan penerapan perlindungan privasi, terlepas dari kurangnya kapabilitas di sisi organisasional.
Thailand ada di ranking delapan soal kesiapan dan sembilan soal peringkat risiko terpapar. Thailand menjadi negara dengan serangan siber tertinggi di APAC. Angka ini didorong oleh tingginya penggunaan perangkat dan mata uang kripto di Thailand.
Vietnam termasuk rendah tingkat risiko paparan (di peringkat ke-11). Namun frekuensi serangan siber di negara ini termasuk tinggi. Rendahnya legislasi yang komprehensif menyangkut keamanan dan privasi data,membuat negara tersebut kurang siap menghadapi serangan siber.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR