Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan aplikasi Relawan COVID-19 Nasional (RECON). Aplikasi tersebut dapat digunakan sebagai sarana komunikasi online screening hingga konsultasi terkait virus Corona (COVID-19).
"Platform ini juga bisa dimanfaatkan untuk online screening dan online konsultasi, serta pemantauan ODP, PDP, masyarakat hingga nanti di-refer atau diacu ke rumah sakit yang tepat atau melakukan isolasi diri atau karantina diri sesuai dengan arahan dari manager kasusnya nanti," kata Nizam, Plt Dirjen Pendidikan Tinggi.
Selain itu, Nizam juga mengatakan telah mendapat keluhan dari beberapa relawan mahasiswa terkait kondisi alat perlindungan diri (APD) yang tidak memadai. Dia menegaskan agar perlindungan terhadap para relawan harus diutamakan.
"Pertama, saya mendapatkan banyak keluhan dari mahasiswa spesialis, yang mengeluhkan mereka harus kerja dengan APD yang tidak memadai. Mohon sekali kita jaga, meski kondisinya darurat tapi perlindungan diri tetap kita jaga, karena kita butuh para dokter, para spesialis untuk memenangkan pandemi ini sehingga ini benar-benar dijaga, kami akan bantu secara maksimal dalam pengadaan APD," kata Nizam.
Nizam mengimbau agar mahasiswa di bidang lain dapat turut melakukan inovasi terkait pengembangan alat-alat kesehatan. Nizam juga meminta kepada seluruh relawan agar menjadikan RECON sebagai sarana komunikasi, khususnya saat mengalami kesulitan saat bertugas di lapangan.
"Mohon RECON juga jadi sarana komunikasi kalau ada kesulitan di lapangan, sehingga kami dengan kemampuan kami bisa penuhi kebutuhan kalian," ujar Nizam.
Sementara itu, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Aris Junaidi mengatakan terdapat sekitar 15.695 relawan mahasiswa. Mereka akan bertugas melakukan sosialisasi secara online terkait COVID-19.
"Melakukan komunikasi, edukasi, dan informasi serta pendampingan secara online melalui WhatsApp atau aplikasi lain. Kedua tugas relawan, apabila mendesak sekali dapat membantu melakukan contact tracing tanpa bertemu pasien di bawah supervisi case manager di tiap wilayah," kata Aris.
Aris pun menjelaskan rincian kategori relawan mahasiswa. Sebanyak 2.136 relawan telah bertugas di bawah kendali operasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Selain itu, sebanyak 1.062 mahasiswa coass telah bertugas di bawah kendali operasi dari Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI).
Selebihnya, terdapat 2.493 mahasiswa S1 kedokteran, 1.272 mahasiswa keperawatan, 744 mahasiswa kesehatan masyarakat, 461 mahasiswa farmasi, 315 mahasiswa kebidanan, 3.031 mahasiswa kesehatan, 2.739 mahasiswa nonkesehatan, 1.442 kelompok masyarakat umum.
KOMENTAR