"Anda melihat ruang yang dibanjiri (berbagai informasi). Kecemasan itu viral dan kita semua baru saja merasakannya," jelas Brookie.
Daya pikat pengetahuan rahasia
Dr Douglas menambahkan orang-orang tertarik pada konspirasi karena kepuasan akan motif psikologis tertentu.
Paling penting bagi mereka adalah kekuasaan fakta, otonomi atas kesejahteraan seseorang dan rasa kontrol.
Jika kebenaran tidak memenuhi kebutuhan itu, manusia memiliki kapasitas yang luar biasa untuk dapat menciptakan cerita. Bahkan, saat sebagian dari kita tahu bahwa itu salah.
Seperti studi yang baru-baru ini dilakukan, menemukan orang-orang ternyata lebih suka berbagi informasi virus corona palsu daripada yang mereka yakini. Keyakinan bahwa seseorang memiliki akses ke informasi rahasia dapat membantu mereka merasa memiliki keuntungan.
"Jika Anda percaya pada teori konspirasi, maka Anda memiliki kekuatan melalui pengetahuan yang tidak dimiliki orang lain," kata Dr. Douglas.
Dr Douglas meyakini kondisi ini tidak akan berlangsung lama. Seiring waktu, penelitian menemukan, perdagangan konspirasi tidak hanya gagal dalam memenuhi kebutuhan psikologis. Akan tetapi juga cenderung memperburuk perasaan takut atau tidak berdaya.
Kondisi tersebut dapat mengarahkan orang untuk mencari penjelasan yang lebih ekstrem tentang kebenaran dari teori-teori konspirasi di tengah pandemi virus corona saat ini.
Source | : | New York Times |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR