Youtube telah melarang konten-konten yang bertentangan dengan temuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), termasuk konten yang menyebutkan bahwa 5G dapat menyebabkan penyebaran virus corona.
CEO YouTube Susan Wojcicki mengatakan bahwa kebijakan barunya melarang "segala sesuatu yang bertentangan dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia," dikutip dari Phone Arena.
Wojcicki menyebutkan klaim tentang hal-hal yang dapat menyembuhkan COVID-19 akan melanggar kebijakan Youtube, seperti klaim kunyit dapat sembuhkan COVID-19.
Selain itu, Wojcicki juga melaporkan adanya peningkatan 75 persen untuk berita yang berasal dari sumber yang terpercaya.
Namun, dia menekankan bahwa YouTube juga "menghapus informasi yang salah dan tidak berdasar secara medis".
Wojcicki mengatakan kebijakan menghapus video yang melanggar kebijakan YouTube bukan sesuatu yang baru, bahkan telah terjadi sebelum pandemi, sebab platform tersebut memiliki pedoman komunitas yang harus dipenuhi.
Dia juga mengemukakan klaim tidak berdasar baru-baru ini, bahwa menara BTS 5G adalah penyebab virus corona.
Sebab, tidak ada organisasi terkemuka yang dapat membuktikan adanya koneksi di antara hal itu, sehingga Youtube memutuskan untuk menghapus video apapun yang menyebutkan tentang teori tersebut.
Baca Juga: Akibat Hoaks Konspirasi Corona, Menara BTS 5G Dibakar Massa di Belanda
Wojcicki juga mengungkapkan bahwa perilaku pengguna berubah ketika jumlah orang yang terinfeksi dan meninggal karena virus corona semakin meningkat.
Awalnya, pengguna mencari informasi dasar tentang virus corona. Selanjutnya, permintaan datang untuk video yang mengajak orang harus tetap tinggal di rumah guna memutus rantai penyebaran virus corona.
Kini, pengguna lebih banyak menonton video yang membantu mereka menyelesaikan pekerjaan saat karantina mandiri, seperti video olahraga atau video yang tentang cara memotong rambut.
Orang-orang belajar untuk melakukan hal-hal untuk diri mereka sendiri, sambil meluangkan waktu untuk meningkatkan kualitas diri mereka sendiri dengan mempelajari instrumen atau bahasa, dan Youtube dapat membantu untuk mengajari mereka sambil tetap berada di rumah.
Selain YouTube, beberapa hari yang lalu Twitter juga berjanji untuk "memperkuat konten resmi di seluruh dunia" tentang COVID-19.
"Kami telah memperluas panduan kami tentang klaim yang tidak diverifikasi, yang menghasut orang untuk terlibat dalam aktivitas berbahaya, dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur 5G, atau dapat menyebabkan kepanikan, keresahan sosial, atau gangguan skala besar," ujar Twitter, demikian dilansir dari Phone Arena.
Baca Juga: Tantang TikTok, YouTube Bikin Aplikasi Video Pendek Shorts
Source | : | Phone Arena |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR