Sebuah kelompok hacker (peretas) terkenal mengklaim punya rahasia pribadi memalukan (dirty laundry) Presiden Trump dan mengancam akan mempublikasikannya jika tebusan ratusan miliar tidak dibayar.
kelompok peretas itu sendiri merupakan kelompok sama yang berhasil menyerang firma hukum para artis top AS dan mengklaim telah memiliki "satu ton rahasia pribadi memalukan" tentang Presiden Trump, sebagaimana dilaporkan Forbes.
Seperti yang pertama kali dilaporkan di Page Six, para peretas itu saat ini menuntut uang tebusan USD 42juta (sekitar Rp624 miliar).
Para hacker itu mengancam akan mempublikasikan informasi yang mereka miliki jika tidak dibayar dalam pekan ini.
Peretas yang bersangkutan adalah penjahat siber operator ransomware REvil. Kelompok itu, juga dikenal sebagai Sodinokibi, memiliki sejarah serangan panjang dalam menyerang banyak perusahaan di AS, termasuk serangan terhadap perusahaan Travelex.
Yang terbaru adalah serangan ransomware terhadap firma hukum yang kliennya termasuk Lady Gaga, Madonna dan Bruce Springsteen.
Dalam melakukan aksinya, kelompok peretas ini menerapkan sistem penguncian dengan sistem double-whammy yang di mana mereka mengeksfiltrasi data sebelum mengenkripsi dan menggunakan ini sebagai leverage untuk memfasilitasi pembayaran tebusan.
Jika tidak membayar, para peretas akan mempublikasikan dokumen dari hasil curiannya.
Baca Juga: Tanggapi Kebijakan Baru AS, Huawei: Amerika Serikat Akan Rugi Sendiri
Setelah mencuri 756 gigabyte data yang dilaporkan dari firma hukum Grubman Shire Meiselas & Sacks dan mem-posting dokumen yang berkaitan dengan Lady Gaga dan Madonna di dark web, para penyerang kini menaikkan nilai tebusan.
Permintaan tebusan awal adalah sebesar US$21 juta (Rp312 juta), tetapi sekarang menjadi dua kali lipat setelah tidak dibayar. Permintaan tersebut telah muncul di situs dark web.
"Orang berikutnya yang akan kami publikasikan adalah Donald Trump. Ada pemilihan umum yang sedang berlangsung, dan kami menemukan satu ton rahasia pribadi memalukan tepat waktu. Tuan Trump, jika Anda ingin tetap menjadi presiden, lebih baik berbuat baik pada orang-orang, kalau tidak, Anda bisa melupakan ambisi ini selamanya. Dan bagi Anda para pemilih, kami dapat memberi tahu Anda bahwa setelah publikasi seperti itu, Anda tentu tidak ingin melihatnya sebagai presiden. Mari kita lupakan detailnya. Batas waktu satu minggu."
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR