Presiden AS Donald Trump marah usai mengetahui cuitannya dicap menyesatkan oleh Twitter. Trump pun mengancam akan menghapus perusahaan media sosial. CEO Twitter Jack Dorsey tak tinggal diam dan siap pasang badan.
Dalam akun Twitter-nya @jack, bos media sosial berlogo burung itu menjelaskan mengapa perusahaannya menandai tweet Trump dengan label cek fakta.
Dalam situasi ini, ia menegaskan masalah ini adalah tanggung jawabnya dan meminta semua orang untuk tidak menekan karyawan Twitter lainnya.
Dorsey yang juga pendiri dari Twitter ini mengungkapkan bahwa tidak ada niatan perusahaan dengan melabeli tweet Trump yang menjadikannya sebagai wasit kebenaran.
"Tujuan kami adalah untuk menghubungkan titik-titik pernyataan yang bertentangan dan menunjukkan informasi dalam perselisihan, sehingga orang dapat menilai sendiri," kata Dorsey.
"Lebih banyak transparansi dari kami itu sangat penting, sehingga orang dapat dengan jelas melihat alasan di balik tindakan kami," ujarnya.
Sebelumnya, dalam sebuah kicauan Trump, Twitter menaruh label bertuliskan 'Get the facts about mail-in ballots'.
Jika diklik label tersebut akan mengarah pada informasi dari pengecek fakta bahwa klaim ini tidak memiliki bukti apa-apa.
Begitu tahu cuitannya ditandai menyesatkan oleh Twitter, Trump langsung murka. Lewat beberapa cuitan selanjutnya Trump langsung menuduh Twitter telah mengganggu pemilu 2020 di AS.
"Twitter benar-benar melumpuhkan kebebasan berpendapat, dan saya, sebagai Presiden, tidak akan membiarkan itu terjadi," tulis Trump dalam cuitannya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR