Pandemi virus corona yang mewabah secara global akan membuat kondisi bertajuk normal baru (new normal) yang mengubah kebiasaan manusia, tak terkecuali bagi para pelaku usaha rintisan (startup) di Indonesia.
Marketing Head iPrice Andrew Prasetya mengatakan persiapan terpenting bagi para pelaku usaha rintisan adalah menerima dan mulai mengikuti kebiasaan serta tren yang terbentuk dari normal baru ini.
"User shifting mengenai kebiasaan customer mulai mencari barang-barang di internet, bagaimana kita akan ikut menyesuaikan kebutuhan customer, itu merupakan tantangan yang harus dihadapi," kata Andrew.
Ia mengatakan pelaku usaha rintisan dalam menyikapi hal tersebut harus jeli dalam melihat peluang agar perusahaannya bisa menyesuaikan tren dan kebutuhan pelanggan.
"Ini akan menjadi opportunity as long as kita provide informasi ke customer. Orang mulai beralih semua ke online, dan challenge-nya adalah mengikuti shifting behaviour dari orang," ujar dia.
"Kita optimistis ini bisa menjadi peluang baik dengan kita adjust informasi ke orang-orang dan jeli melihat apa tren yang lagi dicari oleh mereka," kata Andrew yang dihubungi dari Malaysia itu.
Bagi perusahaan rintisan yang ia tempati, iPrice, Andrew mengatakan pihaknya juga masih gencar untuk memberikan konten-konten terkait tren sebagai usaha untuk memasarkan perusahaannya.
"Content marketing terus jalan dan malah nanjak gas untuk membuat konten-konten terkait COVID-19 dengan membuat analisa, produk, tren yang jalan dengan situasi ini," kata dia.
Sebagai orang yang terjun di dunia startup secara langsung, Andrew berharap pemerintah juga dapat memberikan komunikasi yang baik kepada pelaku bisnis agar bisa memproyeksi bisnisnya dengan baik di masa depan.
Informasi yang cepat dan transparan, serta aturan yang tegas, menurut Andrew akan sangat membantu pelaku usaha dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya bagi bisnisnya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR