Bank pelat merah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menargetkan dapat bertransformasi menjadi bank digital sehingga transaksi perbankan secara fisik tak lagi dilakukan di kantor-kantor cabang.
Upaya untuk menjadi bank digital ini telah dipercepat saat terjadinya pandemi COVID-19 yang memaksa nasabah untuk melakukan transaksi bank dari jarak jauh.
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan perusahaan telah mempersiapkan roadmap kerja sampai lima tahun ke depan untuk mengakselerasi bank melakukan digitalisasi transaksinya. Hal ini dilakukan untuk melakukan otomatisasi transaksi di Bank Mandiri secara digital.
"Kalau tidak halangan kami tetap akan terus untuk mendorong Bank Mandiri jadi bank digital," kata Royke dalam konferensi pers virtual.
Namun demikian, diakui Royke bahwa kenormalan baru (new normal) yang akan terjadi paska pandemi COVID-19 di Indonesia ini memaksa perusahaan untuk mempercepat proses penyesuaian platform bisnis digital.
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Alexandra Iskandar.
Dia menyebutkan bahwa transaksi perbankan yang terjadi secara digital di Mandiri saat ini sudah mulai menggantikan transaksi fisik di cabang.
"Ke depan kita akan fokus pengembangan digital banking seiring dengan perubahan konsumen yang cenderung beralih ke transaksi digital. Sepertinya digital banking Mandiri sudah menggantikan cabang," kata dia di kesempatan yang sama.
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin juga menyebutkan bahwa penguatan digital banking ini nantinya akan menggantikan fungsi dari kantor-kantor cabang.
"Fokus ke digital banking. Dengan leverage digital banking ini nantinya akan menggantikan branch konvensional di masa depan dengan satu platform," imbuh dia.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR