Akhirnya, Google Cloud resmi membuka data center-nya di Indonesia. Pada Rabu (24/6) kemarin, Google Cloud Region Jakarta resmi menghadirkan region baru di Jakarta, yang memiliki tiga zona. Region Jakarta menjadi menjadi region ke 9 di Asia Pasifik dan ke 24 di dunia.
Sebelumnya, region terdekat dari wilayah Indonesia berada di Singapura.
Kehadiran Google Cloud Region Jakarta ini pun disambut hangat perusahaan Indonesia yang selama ini menggunakan layanan Google Cloud. Apalagi di saat pandemi seperti ini, ketika perusahaan harus mempercepat transformasi digital agar dapat beradaptasi di situasi sulit ini.
“Saat ini kita harus fokus ke inovasi dan creating value bagi konsumen,” ungkap Indra Utoyo (Managing Director Digital IT and Operations, Bank BRI).
BACA JUGA: Strategi BRI Terapkan Hybrid Company untuk Pacu Transformasi
Keberadaan layanan cloud membuat perusahaan bisa fokus mengembangkan inovasi tersebut, tanpa harus membangun teknologi yang dibutuhkan dari awal. Indra mencontohkan bagaimana Pinang, aplikasi pinjaman BRI, banyak memanfaatkan teknologi Google Cloud. “Kami menggunakan Google Vision (fitur pengenalan gambar di Google Cloud, red) digunakan untuk mengenali foto e-KTP,” ungkap Indra.
Keberadaan Google Cloud region Jakarta juga membuka dimensi baru bagi perusahaan Indonesia. Hal itu diungkapkan Yessie Yosetya, Chief Information and Digital Officer XL Axiata.
Dalam beberapa tahun terakhir, XL Axiata secara bertahap telah memindahkan aplikasinya ke platform cloud. “Namun ada beberapa legacy application yang sangat sensitif dengan latency, sehingga tidak bisa dipindahkan ke cloud,” ungkap Yessie. Namun dengan lokasi Google Cloud di Indonesia, masalah latency ini relatif bisa diatasi. “Berarti akan lebih banyak aplikasi yang dapat dipindahkan ke cloud, yang membuat XL Axiata lebih agile,” tambah Yessie.
BACA JUGA: Adopsi Anthos, XL Axiata siap dukung transformasi digital perusahaan Indonesia
Sementara Aldi Haryopratomo (Chief Executive Officer, GoPay), menyebut keberadaan Google Cloud region Jakarta memiliki makna signifikan bagi layanan finansial seperti GoPay. “Karena prioritas utama kami adalah compliance dengan regulasi,” ungkap Aldi. Saat ini, regulasi OJK mengharuskan penyedia layanan finansial menyimpan data konsumen di Indonesia. Dengan keberadaan Google Cloud region Jakarta, syarat penting itu pun dapat dipenuhi.
Manfaat Cloud Computing
Aldi sendiri menyebut, Gojek dan GoPay memanfaatkan teknologi Google Cloud salah satunya untuk mengolah dan menyajikan insight data secara cepat. “Kami memilih Google Cloud karena faktor skalabilitas,” ungkap Aldi. Pengalaman Google selama ini dalam mengelola layanan dengan skala masif menjadi dasar keyakinan Gojek untuk menggunakan teknologi Google.
Sementara XL Axiata melirik teknologi NLP (Natural Language Processing) Google Cloud untuk mengembangkan chatbot versi Indonesia. “Kami saat ini sedang mengembangkan chatbot dengan bahasa slang Indonesia,” ungkap Yessie. Ke depan, Yessie melihat chatbot bisa dikembangkan untuk bahasa daerah, sehingga bisa melayani konsumen dengan lebih baik.
Dari beberapa contoh di atas, bisa terlihat potensi pemanfaatan teknologi cloud bagi perusahaan Indonesia. Indra Utoyo pun sepakat, pendekatan cloud computing harus menjadi bagian strategi dari perusahaan ke depan. “Konsumen saat ini sudah menikmati kemudahan teknologi cloud. Mau tidak mau, perusahaan harus menyajikan kemudahan yang sama,” ungkap Idra.
Bagi perusahaan yang ingin mengadopsi cloud, Yessie Yosetya pun memberi saran. “Mulai dengan breakdown aplikasi yang digunakan saat ini,” ungkap Yessie. Setelah itu, pilah aplikasi mana yang bisa dipindah ke cloud, dan mana yang tidak. “Beberapa aplikasi mungkin memang tidak bisa dipindah ke cloud, namun saya kira ada banyak aplikasi yang bisa pindah,” tambah Yessie.
Dari langkah awal itu, perjalanan menuju cloud pun dapat dimulai.
Source | : | infokomputer.com |
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR