TikTok meluncurkan fitur iklan bagi para pengusaha kecil. Melalui platform iklan 'Self Serve', perusahaan dapat memasang dan mengelola kampanye iklan secara langsung di aplikasi video pendek tersebut.
Dikutip dari CNBC International, TikTok mengatakan perusahaan berskala kecil biasanya memiliki kreativitas untuk beriklan dengan anggaran fleksibel dan dapat disesuaikan dengan target.
Meski demikian, para calon pengiklan tersebut tetap harus menjalani proses peninjauan dan persetujuan terlebih dahulu.
Perusahaan juga menyediakan US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,4 miliar dalam bentuk kredit iklan untuk para usaha kecil yang dianggap berisiko terdampak Covid-19.
Fitur teranyar ini akan membantu Tiktok bersaing dengan Google dan Facebook yang sudah lebih awal menyediakan platform bagi pengusaha kecil untuk beriklan. Snap pada tahun lalu juga telah meluncurkan platform serupa.
Akhir Juni lalu, TikTok telah meluncurkan platform untuk pengguna korporasi. Managing Director for Global Business Marketing TikTok Katie Puris mengatakan, platform yang diberi nama 'TikTok for Business' Itu dapat digunakan oleh pengguna korporasi untuk mengkampanyekan produk atau merk-nya kepada komunitas yang ada di TikTok.
"Kami berinvestasi dalam solusi yang memungkinkan pemasaran suatu produk atau merek terhubung dengan berbagai komunitas yang ada di TikTok," ujar Katie, dikutip dari TechCrunch.
Tiktok saat ini tengah mengalami pemblokiran di India lantaran ketegangan antara militer India dan Tiongkok di wilayah perbatasan.
Aplikasi ini juga tengah mendapat ancaman pemblokiran di AS lantaran hubungan AS dan Tiongkok yang tengah menegang.
Ancaman pemblokiran ini muncul di tengan melonjaknya polularitas TikTok. Berdasarkan catatan Sensor Tower, aplikasi TikTok sudah diunduh 2 miliar kali di Google Play Store maupun App Store per 30 April 2020. Jumlahnya melonjak dua kali lipat dalam 15 bulan, salah satunya karena pandemi corona.
TikTok menjadi salah satu aplikasi yang paling banyak diunduh tahun lalu. Aplikasi video asal Tiongkok ini tercatat telah diunduh sebanyak 614 juta kali sepanjang Januari-November 2019 dan menempati posisi ketiga, mengungguli Facebook dan Instagram.
Akibat pandemi virus corona yang membatasi orang untuk beraktivitas di luar rumah, aplikasi TikTok pun kian populer dan diunduh 315 juta kali hanya dalam tiga bulan pada awal tahun ini.
Di Amerika Serikat jumlah unduhan aplikasi TikTok meningkat 18% setiap pekan selama pandemi corona.
Pada periode 16-22 Maret 2020, aplikasinya diunduh 2 juta kali. Lonjakan paling tinggi terjadi di Eropa, di mana aplikasi TikTok diunduh 237.000 kali selama 16-22 Maret 2020 atau meningkat 35% dibandingkan pekan sebelumnya.
Source | : | Tech Crunch |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR