Facebook baru saja merilis laporan keuangan terbarunya untuk kuartal kedua (Q2) 2020. Dalam laporan tersebut, Facebook memaparkan bahwa ada sekitar 2,7 miliar pengguna yang mengakses Facebook setiap bulannya.
Angka tersebut merupakan jumlah pengguna aktif bulanan (Monthly Active Users/MAU) secara global. Angka itu sedikit di atas prediksi analis yang memperkirakan 2,63 miliar.
Jumlah tersebut juga meningkat dari kuartal pertama (Q1) 2020. Pada akhir Maret lalu, ada sebanyak 2,6 miliar pengguna yang aktif menggunakan Facebook setiap bulan.
Lebih spesifik, pengguna aktif harian Facebook di Amerika Utara naik dari 195 juta pada Q1 2020, menjadi 198 juta pada Q2 2020.
Sementara di wilayah Eropa, jumlah pengguna masih stagnan di angka 305 juta. Jumlah pengguna di Asia Pasifik juga naik tipis dari 678 juta pada Q1 2020 menjadi 699 juta pada Q2 2020. Zuckerberg juga sesumbar pertumbuhan jumlah pengguna Facebook mulai konstan.
Jumlah pengguna aktif harian Facebook tercatat mencapai 1,79 miliar pada akhir Q2 2020 ini. Jumlah tersebut juga naik tipis dari 1,73 miliar pada akhir kuartal pertama 2020.
"Baru-baru ini, kami melihat tanda-tanda pertumbuhan dan engagement pengguna yang mulai normal ketika beberapa wilayah di dunia sudah mulai membuka daerah mereka, khususnya di negara maju di mana penetrasi Facebook lebih tinggi," kata CEO Facebook, Mark Zuckerberg.
Baca Juga: Facebook Dukung Perempuan Wirausaha melalui Program Literasi Keuangan
Pendapatan Naik
Selain jumlah pengguna aktif bulanan yang meningkat, pendapatan dari perusahaan jejaring sosial ini meningkat 11 persen meski sempat diboikot oleh sejumlah pengiklan.
Pada kuartal kedua (Q2) 2020 ini, Facebook membukukan pendapatan sebesar 18,69 miliar dollar AS atau sekitar Rp 274 triliun.
Capaian itu melampaui prediksi firma data pasar finansial Revinitif, yang sebelumnya memprediksi bahwa Facebook akan memeroleh pendapatan sekitar 17,4 miliar dollar AS di Q2 tahun ini.
"Kami juga bangga bahwa orang-orang bisa mengandalkan layanan kami untuk tetap terhubung ketika mereka tidak selalu bisa bersama," kata CEO Facebook, Mark Zuckerberg.
Dirangkum Billboard, laporan keuangan ini dirilis saat Facebook sedang menjadi perhatian regulator dan para politisi di AS.
Beberapa waktu lalu, Zuckerberg menghadap anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) dan dicecar sejumlah pertanyaan seputar akuisisi yang dilakukan Facebook selama ini.
Seperti diketahui, Facebook mengakuisisi beberapa aplikasi seperti WhatsApp dan Instagram yang kini kian populer.
Facebook menolak tudingan bahwa jejaring sosial itu melakukan praktik predator atau memonopoli media sosial.
Pada kuartal kedua 2020, Facebook juga diboikot oleh pengiklan. Sejumlah perusahaan besar menyetop belanja iklan mereka di Facebook, karena dianggap gagal meredam ujaran kebencian.
Baca Juga: Facebook Blokir Akun Pendukung Presiden Brasil Bolsonaro di Dunia
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR