Serangan pandemi covid-19 di Indonesia menghancurkan berbagai sektor industri hiburan termasuk bioskop. Pemerintah daerah atau kota belum mengizinkan bioskop kembali beroperasi untuk menekan penyebaran virus corona di Indonesia.
Padahal, nonton film di bioskop berkhasiat untuk melepaskan penat masyarakat ibu kota yang sudah dibuat pusing dengan tekanan ekonomi dan pandemi covid-19. Namun, apalah daya pandemi covid-19 ini mengharuskan masyarakat untuk tetap berada di rumah. Apalagi, kasus positif covid-19 di Indonesia terus meningkat setiap harinya.
Untungnya, Anda tak perlu khawatir karena Epson Indonesia telah memberikan solusi yang tepat untuk mengganti liburan Anda pergi ke bioskop. Anda tinggal membeli proyektor Epson EF-100 Series untuk menyulap salah satu ruangan di rumah Anda menjadi bioskop.
Ya benar, Anda tidak salah, Epson EF-100 Series mampu menawarkan sensasi nonton bioskop di rumah Anda.
Pertama, saya akan membahas masalah produknya terlebih dahulu.
Product
Epson Indonesia menawarkan Epson EF-100 Series yang terdiri dari dua varian EF100B dan EF100W. Epson EF-100 Series tersedia dalam dua pilihan warna yaitu hitam (EF-100B) dan putih (EF-100W).
Proyektor ini memiliki ukuran panjang 23 centimeter dengan bobot sekitar 2,7 kg. Epson merancang proyektor ini untuk pengguna yang menyenangi gaya, sekolahan, perkantoran dan instansi pemerintah. Proyektor ini langsung dapat membaur mulus dengan estetika interior rumah dan sekejap melengkapi gaya hidup penggunanya sendiri.
Zanipar A. Siadari (Product Marketing Manager, Visual Instrument, PT Epson Indonesia) menyatakan pasar proyektor di Indonesia menginginkan sebuah proyektor yang memiliki konsep 'Rice Cooker', mengeluarkan dari box kemasan, colok ke listrik, lalu tekan untuk dinyalakan.
"Begitu pula dengan proyektor Epson EF-100 Series ini, pengguna tinggal meletakkannya di meja, lalu hubungkan ke listrik dan laptop, hiburan ala bioskop pun langsung tersedia di rumah, Ujar Zanipar.
Zanipar mengatakan proyektor Epson EF-100 sukses mendapatkan sambutan positif dari masyarakat sejak peluncurannya pada tahun lalu. Penjualannya terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir di Indonesia selama pandemi corona.
"Di lihat dari April ke Juni penjualannya terus meningkat. Bahkan penjualan Juni ke Juli naik 180 persen," katanya dalam jumpa media di Jakarta.
Proyektor Epson EF100 memakai teknologi 3 LCD, dengan menggunakan 3 chip dengan teknologi laser. Dibanding proyektor yang memakai lampu, proyektor laser lebih baik karena panjang gelombangnya lebih stabil sehingga tenaga (power) dari cahaya ini lebih stabil.
Proyektor ini memiliki teknologi maju yang membagi cahaya dari lampu projector ke dalam 3 beam (sorotan) dengan memakai kaca. Setiap beam melalui sebuah panel LCD berbeda. Satu melalui panel filter warna merah, satunya hijau dan lainnya lagi filter biru.
Sedangkan kata 3LCD adalah nama dan brand dari sebuah teknologi generasi image warna dalam projeksi LCD dan digunakan di projector projector digital modern. 3 LCD ini dikembangkan oleh Epson di tahun 1980an dan mendapat lisensi pertama kali untuk penggunaan pada projector di tahun 1988
Kecanggihan proyektor ini juga memiliki kemampuan untuk memproyeksikan gambar pada sudut berapapun dengan fleksibilitas 360 derajat, memungkinkan banyak pilihan posisi proyeksi, mulai dari menonton film di dinding ruang tamu bahkan hingga menonton film di plafon kamar tidur.
Spesifikasi EF-100 Series:
Ukuran: 210mm x 227mm x 88mm
Berat: 2.7kg
Resolusi: 3LCD technology, 2,000lm, 2,500,000:1 dynamic contrast, resolusi WXGA
Ukuran layar: hingga 150 inci
Port: 1x HDMI 2.0, 1x USB for power supply
Suara: speaker Built-in 5W, koneksi audio Bluetooth audio, headphone jack
User Experience
InfoKomputer pun berkesempatan mengulas keunggulan dan ketangguhan proyektor Epson EF100. Proyektor portabel Epson EF-100B hadir dalam paket kotak ringkas yang berukuran lebar 21cm, tinggi 9cm, dan kedalaman 23cm.
Ketika unboxing, proyektor Epson EF100 cukup nyaman di genggaman dan bobotnya cukup ringan sekitar 2.7 kilogram.
Didalam boks, ada unit EF 100B, lembar manual, kartu garansi, remote control dan kabel power. Tidak sampai satu menit, saya membuka boks dan menaruh unit projector di atas meja ruang tamu dan ini menggambarkan betapa proyektor Epson EF100 fleksibel di penempatannya.
Anda dapat menemukan input HDMI dan input USB untuk passthrough daya dan Amazon Fire Stick di bagian belakannya. Saya pun dapat mengakses sejumlah aplikasi pemutaran video seperti Netflix dengan HDMI yang terdapat dibagian belakang.
Saya pun menempatkan proyektor Epson EF100 di atas meja kecil di ruang tamu sehingga cahaya lumensnya terpancar ke dinding putih, mengingat saya tidak punya layar proyektor. Proyektor dapat melempar gambar hingga 150 inci, tetapi Anda perlu ruang untuk mundur lebih jauh. Selain fleksibel, proyektor Epson EF100 juga memiliki fungsi Keystone Correction yang ada di bagian atas. Keystone itu bisa diatur secara vertikal maupun horizontal untuk menyesuaikan gambar yang tampil dengan layar, sehingga gambar terlihat pas.
Di bagian bawahnya, Anda dapat menekan sebuah tombol yang dapat meninggikan dudukan proyektor tersebut. Secara desain, tampilannya pun cukup ringkas dan premium, mengingat warnanya yang hitam. Kualitas build proyektornya cukup bagus dan solid bukan 'kaleng-kaleng'. Di bagian atasnya, ada beberapa tombol untuk melakukan settingan termasuk tata letak gambar dan kecerahan. Anda pun dapat menggunakan proyektor itu untuk memproyeksikan gambar atau film ke langit-langit. Tentunya itu pengalaman menarik karena Anda dapat berbaring dan melihat langit-langit sambil mengonsumsi konten.
Epson Indonesia menyertakan Amazon Fire TV Stick, streaming stick Amazon yang paling tangguh hingga saat ini sebagai sumber utama pemutaran media. Di dalamnya, Anda bisa menemukan layanan Netflix dengan beberapa pilihan film mulai film Indonesia, Hollywood hingga Korea. Masalah kualitas, tak perlu diragukan lagi, gambarnya cukup tajam dan bagus dengan teks bahasa indonesia.
Berbicara Amazon Fire TV Stick. Perangkat itu adalah dongle HDMI, yang merupakan semacam kunci yang terhubung ke port HDMI TV dan memungkinkan akses ke berbagai konten online: dari video Amazon Prime Video dan Netflix ke musik Amazon Music Unlimited.
Singkatnya, Amazon Fire TV Stick dapat mengubah TV apa pun menjadi Smart TV. Amazon Fire TV Stick berukuran 85,9 mm x 30,0 mm x 12,6 mm untuk 32 gram (sehingga Anda dapat membawanya dengan mudah dan selalu bersama Anda selama perjalanan) dan dilengkapi dengan prosesor 1.3 GHz MediaTek Quad-Core ARM yang dikombinasikan dengan RAM 1GB dan memori internal 8GB. Perangkat itu juga mendukung jaringan Wi-Fi dual-band, teknologi nirkabel AC, Bluetooth dan semua format file audio dan video utama hingga resolusi Full HD dengan 60 FPS.
Jika bosan dengan film itu, Anda bisa menggunakan aplikasi YouTube yang sudah tersedia di dalamnya untuk melihat berbagai macam video. Hebatnya, dalam fire stick Amazon itu sudah tersedia asisten virtual Amazon, Alexa. Anda tinggal menekan sebuah tombol khusus Alexa di bagian atas remote, tunggu sampai layar berwarna biru dan Anda tinggal melakukan perintah dengan suara. Lantas, Anda bisa memerintah Alexa untuk menjawab keinginan Anda seperti kondisi cuaca, mencari tahu informasi bahkan memutar video di YouTube.
Sejujurnya, proyektor ini mudah digunakan di banyak tempat secara fleksibel dan tidak ribet. Epson memang tidak pernah berkompromi masalah kualitas produk.
Epson EF-100 Series ini dapat memproyeksikan gambar diagonal hingga 150 inci (sekitar 3,2m lebar x 2,0m tinggi). Teknologi 3LCD-nya mampu menghasilkan cahaya dan pewarnaan yang lebih baik, menghasilkan kecerahan hingga 3 kali lipat lebih baik dan tampilan warna 3 kali lipat lebih jernih, sehingga hasil proyeksi mampu memberikan kualitas tajam yang seperti aslinya.
Menu lain yang bisa ditemukan adalah Image, Anda bisa melakukan pilihan untuk setting Color Mode, Light Output dan brightness. Ada lagi menu setting yang didalamnya ada Sound, Instalation, Operation, Memory dan Language. Proyektor Epson EF100 memiliki brightness (keterangan) sebesar 2000 lumen dan angka kontras rationya 2500 : 1, sangat cocok untuk di dalam ruang (indoor) yang praktis lebih minim cahaya, ketimbang untuk yang outdoor (daylight).
Bicara usia lampu sebagai sumber cahaya laser, Epson mengklaim lampu proyektor EF100 mampu bertahan hingga 20.000 jam. Sebagai perhitungan, jika dalam sehari rata rata orang menonton dengan projector ini selama 4 jam, maka dari hasil perhitungan, lampu ini bisa bertahan sekitar 20 tahunan usia maksimal pakainya. Tentunya sangat awet untuk menghadirkan bioskop mini di rumah Anda.
Proyektor ini menawarkan resolusi WXGA yang dapat menampilkan gambar film Blu-ray secara maksimal. WXGA sendiri (resolusi 1280 x 800 piksel, aspect ratio 16 : 10) adalah versi layar lebar dari resolusi XGA (1024 x 768 piksel,aspek ratio 4 :3). Sebagai perbandingan, resolusi format Blu-ray yang 1080p(1920 x 1080 piksel, dengan aspek ratio 16 : 9), yang merupakan format standar dari home theater. Resolusi ini sesuai dengan siaran HDTV 1080i/1080p serta format Blu-ray.
Tidak ketinggalan, Epson pun membenamkan speaker berkekuatan 5W, Audio Jack 3.5mm dan bluetooth audio. Di sisi suara, saya tidak memakai speaker eksternal sama sekali hanya mengandalkan speaker yang sudah ada di unit ini. Suaranya pun cukup jernih dan suara bass-nya sungguh terasa. Serasa ada menonton di bioskop walaupun hanya dari ruangan kecil di dalam rumah.
Epson pun mengklaim kalau perawatan proyektor ini sangat mudah. Dengan sumber cahaya laser yang tahan lama dan bebas perawatan, pengguna tanpa perlu mengganti lampu selama masa pakai proyektor tersebut.
Sebagai kesimpulan, proyektor Epson Epson EF-100B ini menjawab permasalahan pengguna yang tidak boleh pergi ke bioskop. Perangkat ini mampu menampilkan gambar atau video dengan sempurna. Kualitas bodinya pun bukan kaleng-kaleng karena sangat solid dan kuat. Apalagi, kualitas speakernya sangat bagus. Proyektor terbaik untuk home theater alternatif di rumah.
Testimonial
Tak lengkap rasanya, jika sebuah ulasan tanpa testimoni pengguna lainnya. Disini InfoKomputer mencoba bertanya kepada pengguna yang telah merasakan proyektor Epson EF100.
Muhammad Taufun Huda (Karyawan Grab Indonesia) mengakui proyektor Epson EF-100B menawarkan konsep hiburan yang baru di dalam ruang dan membuat hubungan keluarga lebih intim dan private. Hal itu dikarenakan pengguna dapat merasakan sensasi nonton film bioskop di rumah.
"Tak perlu ngantri beli tiket dan nonton berjubel dengan orang-orang. Ini (Epson EF-100B) mampu menjawab keingingan orang nonton bioskop yang saat ini masih dilarang," ujarnya.
"Bentangan layarnya cukup lebar dan kualitas suaranya bagus," ujarnya.
Arqom Saifullah (Mahasiswa Gunadarma) mengatakan proyektor Epson EF-100B sangat bagus karena bentuknya yang mungil, ringan dan mudah operasional. Apalagi, proyektor itu tidak perlu speaker eksternal lagi karena speaker internal sudah menghasilkan kualitas suara yang bagus. Ia melihat kehadiran Fire Stick TV Amazon juga memudahkan pengoperasiannya karena telah menyediakan banyak sistem hiburan seperti Netflix.
"Bentuknya portabel dan mudah dibawa-bawa. Proyektornya juga nggak perlu speaker lagi," ujarnya.
Hanif Alba (Pengembang Software) mengakui tampilan layar proyektor Epson EF-100B sangat bagus dan jelas dan dari jarak jauh pun masih bisa fokus. Tampilan desainnya pun lumayan keren dan mewah.
"Proyektornya mantap. Hasil tampilan yang dikeluarin, cerah dan jelas," ujarnya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR