Saat ini solusi cloud computing berperan besar membantu perusahaan bertahan dan bertumbuh di era New Normal.
Survei Boston Consulting Group mengungkapkan konsumsi cloud di perusahaan Asia Pasifik meningkat 25 persen pada tahun ini dan diprediksi akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang.
Alasan utama kenaikan adopsi cloud adalah mempercepat inovasi dan menurunkan risiko, dua hal yang menjadi tuntutan utama perusahaan saat mengarungi pandemi ini.
Pada webinar InfoKomputer Leap Ahead ini, akan dibahas pengalaman Blue Bird memanfaatkan cloud sebagai ujung tombak transformasi digitalnya.
Paul Soegianto (Chief of Innovation Blue Bird) mengatakan Blue Bird harus melakukan transformasi digital untuk menjawab tantangan zaman yang terus berubah.
Transformasi semakin menantang karena Blue Bird harus memulai dari awal. Pasalnya di 3-4 tahun ke belakang, IT di Blue Bird baru sebatas IT help desk dan ERP. Namun kini, Blue Bird memiliki divisi IT yang robust.
"Saat ini Blue Bird telah terintegrasi dengan sistem pembayaran digital berbasis QRIS dan telah terintegrasi dengan e-Wallet seperti Dana dan LinkAja. Sebentar lagi, akan ada dua e-Wallet yang akan bergabung," katanya di Jakarta, Kamis (27/8).
PT Blue Bird Tbk merupakan perusahaan transportasi asal Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1972 di Jakarta. Saat ini Blue Bird memiliki 30 ribu kendaraan, 6000-8000 mobil taksi, dan 1000 bis.
Perusahaan ini melayani jasa transportasi dan pariwisata. Cabang Blue Bird Group di Indonesia antara lain, Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya, Cilegon, Semarang, Manado, Makassar, Denpasar, Mataram, Medan, Pekanbaru, Batam, Palembang, dan Padang
Paul mengatakan Blue Bird telah memasang beberapa sensor IoT di setiap armada-armada taksi dll. Sensor itu akan memberikan informasi dan kondisi mobil setiap saat. Tak hanya itu, keberandaan sensor-sensor IT juga mampu mengetahui performa driver Blue Bird, apakah mengendarai mobil secara sopan atau ugal-ugalan di jalan.
"Tujuan kami memasang sensor-sensor ini adalah mengutamakan safaty customer," pungkasnya.
Memilih Cloud
Paul mengatakan saat ini banyak perusahaan yang menawarkan layanan cloud computing seperti AWS, IBM, Azure dan Alibaba Cloud.
Perusahaan harus mengetahui kebutuhan dan masalah perusahaan sebelum mengadopsi layanaan cloud computing. Apakah perusahaan ingin mengadopsi yang full cloud atau hybrid cloud.
"Jangan hanya memiliki cloud yang murah dan cepat tetapi juga perhatikan performance, lead time, adaptability dan aliansinya. Pastikan layanan cloud Anda mampu menjawab kebutuhan dan pengalaman pelanggan," ujarnya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR