Saat ini, DKI Jakarta kembali memberlakukan PSBB ketat di mana hanya 11 sektor industri saja yang diperbolehkan bekerja dari kantor dengan kapasitas yang minimum. Sementara, sektor industri non-esensial harus kembali bekerja dari rumah (WFH).
Perubahan kebijakan ini pun menjadi tantangan, khususnya bagi HR, untuk memastikan operasional bisnis dan kinerja perusahaan tetap berjalan dengan baik di tengah ketidakpastian saat ini.
Untuk mendukung bisnis agar tetap berjalan secara optimal di tengah pandemi ini, dibutuhkan tools yang dapat membantu perusahaan dalam mengakses data dengan mudah serta mendukung produktivitas kerja para karyawannya.
Hal yang tidak dapat dipenuhi oleh infrastruktur on-premise karena tidak bisa diakses secara fleksibel saat bekerja dari rumah.
Misalnya, saat PSBB ketat ini HR tidak bisa datang ke kantor menarik data kehadiran karyawan, sehingga dapat berpengaruh pada keterlambatan proses payroll.
Rekapan manual klaim karyawan yang mungkin masih dilakukan satu persatu melalui email atau chat tentu saja akan menambah waktu pengerjaan.
Masalah - masalah yang muncul ini memperkuat fakta bahwa cloud computing, salah satunya Human Resources Information System (HRIS) berbasis cloud, dapat menjadi jawaban dari kebutuhan bisnis di mana pengguna bisa lebih fleksibel mengakses data di mana saja dan kapan saja.
Baca Juga: Lima Kelebihan Penggunaan Cloud pada Departemen SDM Menurut Mekari
Suwandi Soh selaku CEO Mekari, mengatakan, “Muncul kesadaran akan pentingnya membangun sistem di atas infrastruktur cloud demi mencapai operasional bisnis yang lebih efektif dan efisien di masa ini. Kita benar - benar diakselerasi masuk ke apa yang disebut “future of workplace” yaitu remote working dan online collaboration.”
“Bisnis yang sudah melakukan migrasi ke cloud akan bertahan dan mampu bersaing dibandingkan bisnis yang masih mengandalkan sistem manual dengan situasi workplace yang hybrid saat ini. Sekarang merupakan momen yang penting dan tepat bagi pemilik bisnis untuk beralih ke cloud computing dan bagi pelaku industri SaaS untuk menggencarkan edukasi atas solusi bisnis yang dapat ditawarkan oleh cloud computing, salah satunya HRIS,” terang Suwandi.
Berbicara HRIS, Mekari merupakan satu startup tanah air di bidang SaaS (Software-as-a-Service) untuk bisnis UKM dan mid-enterprise yang mengembangkan solusi HRIS & Payroll berbasis cloud lewat produk yang bernama Talenta.
HRIS sendiri merupakan sistem yang berfungsi untuk mengumpulkan, mengarsipkan serta menganalisa data - data terkait pengelolaan karyawan seperti gaji, absensi, klaim dan lainnya.
Manfaat yang Ditawarkan Solusi HRIS Berbasis Cloud
Kembali diterangkan Suwandi, setidaknya ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh HR di swbuah perusahaan ketika mengimplementasikan solusi HRIS. Manfaat tersebut di antaranya:
1. Mendukung Fleksibilitas Kerja HR
HRIS berbasis cloud memungkinkan HR mengakses data karyawan dengan mudah kapanpun dan di manapun. HR bisa mengurus payroll, reimburse, hingga administrasi lainnya secara tepat waktu dan lancar tanpa bergantung pada software di kantor. Produktivitas kerja HR pun tetap dapat terjaga meskipun sedang bekerja dari rumah.
2. Peningkatan Skala Operasional HR Melalui Automasi
Dengan kembali diberlakukannya PSBB ketat, perusahaan membutuhkan fungsi HR secara strategis untuk mempersiapkan proyeksi dan perencanaan operasional bisnis kedepannya pasca pandemi hingga infrastruktur yang dibutuhkan untuk meningkatkan performa bisnis menghadapi future of workplace.
Automasi yang ditawarkan oleh HRIS berbasis cloud dapat membantu HR mengurus hal - hal administratif yang biasanya memakan waktu, sehingga mereka bisa fokus pada perencanaan strategis tersebut.
3. Efisiensi Biaya
Bisnis dan perusahaan bisa mulai menggunakan HRIS berbasis cloud tanpa mengeluarkan investasi yang besar. Sebagai pertimbangan bagi bisnis dan perusahaan yang pastinya sangat cermat mengatur pengeluaran atau investasi tambahan di masa krisis ini, jika dihitung secara Total Cost of Ownership penggunaan HRIS berbasis cloud pun masih lebih terjangkau.
Baca Juga: Microsoft: Tech Intensity Mampu Memberdayakan Indonesia di Era New Normal
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR