Cegah infeksi COVID-19, Nokia menghadirkan solusi otomatis untuk mendeteksi suhu tinggi tanpa melalui sentuhan.
Nokia Automated Analytics Solution dirancang untuk membantu mengidentifikasi potensi infeksi COVID-19 di fasilitas yang menampung ribuan orang.
Nokia Automated Analytics Solution untuk Kontrol Akses menyederhanakan dan mengotomatiska proses identifikasi orang-orang dengan suhu badan tinggi dan memastikan kepatuhan masker, di lingkungan besar dengan banyak akses.
Solusi terbaru Nokia ini membekal teknologi analytics canggih, business rules engine, manajemen terpusat, machine learning, dan konektivitas di berbagai ruang. Dengan demikian, solusi ini secara signifikan dapat mengurangi biaya deteksi dan memastikan kelangsungan bisnis dan ketahanan supply chain selama pandemi. Organisasi juga dapat memanfaatkan solusi ini dalam melindungi karyawan dan aset gedung, termasuk pengawasan prediktif, pemeliharaan mesin, dan ancaman keamanan.
“Baik di pabrik, pelabuhan, kantor, bandara, sekolah, atau pusat screening luar ruangan, jaringan mission-critical dan solusi otomasi digital memainkan peran utama dalam memastikan ketahanan pasokan, kelangsungan bisnis, dan keselamatan pekerja secara real-time. Solusi Nokia Automated Analytics menghadirkan data terpusat, analytics, dan sistem manajemen otomatisasi, yang memungkinkan organisasi besar membuat keputusan cerdas untuk melindungi karyawan dan fasilitas mereka, selama dan pasca-pandemi, dengan tetap menghormati privasi individu,” tutur Amit Shah, Head of Analytics & IoT, Nokia.
Teknologi dibalik solusi ini menggunakan open architecture dan membekal sejumlah analytics dengan serangkaian workflow dan aturan otomatisasi yang fleksibel untuk menyesuaikan solusi dengan kebutuhan setiap perusahaan.
Solusi ini telah diterapkan di beberapa lokasi, termasuk di pabrik milik Nokia sendiri di Chennai, untuk memantau keselamatan karyawan. Menurut Nokia, solusi ini dapat diterapkan di berbagai segmen industri.
“Saat pabrik dibuka kembali untuk produksi dan lebih dari 1.000 karyawan kembali bekerja, kami mematuhi peraturan lokal untuk memantau suhu dan penggunaan masker untuk setiap orang yang masuk dan keluar dari lokasi. Solusi Nokia Automated Analytics telah memungkinkan kami memastikan kepatuhan terhadap peraturan secara otomatis, sepanjang waktu tanpa ada kesalahan secara real-time. Solusi ini memungkinkan kami meningkatkan ketersediaan karyawan dengan mengurangi waktu tunggu dalam antrean dan menghilangkan kebutuhan untuk menetapkan staf tambahan untuk melakukan pemeriksaan manual,” jelas Sudarshan Pitty, Head of Nokia Chennai Factory.
Nokia Automated Analytic Solution menggunakan kamera termal untuk merekam tayangan video dan membaca suhu individual (akurat hingga +/- 0,3 derajat Celcius) dari tiap orang yang masuk ke lokasi screening. Selanjutnya, mesin analitik akan memroses klip video dengan cepat untuk menentukan apakah seseorang memerlukan penyaringan tambahan, atau apakah seseorang tidak mematuhi aturan memakai masker. Melalui pendekatan manajemen terpusat, solusi tersebut memicu operational workflow yang dipilih oleh perusahaan/institusi. Ketika sistem mendeteksi adanya hal yang tidak biasa, tampilan keseluruhan perusahaan akan ditampilkan. Lalu sistem akan secara otomatis mengirimkan SMS atau surel peringatan kepada personel di lapangan untuk memulai tindakan pelacakan atau pasca-deteksi. Seluruh proses berlangsung hampir secara real-time dan pengoperasian sistem yang tanpa tenaga manusia inj memungkinkan instalasinya di lingkungan yang sangat besar dengan ribuan orang dan beberapa titik akses.
“Solusi Analisis Otomatis Nokia untuk Kontrol Akses adalah contoh bagus dari peran penting yang dapat dimainkan oleh vendor infrastruktur jaringan dalam memerangi penyebaran pandemi global, seperti Covid-19. Selain itu, arsitektur modular memungkinkan penggunaan ulang solusi yang mudah untuk kasus penggunaan seperti pemantauan lalu lintas pelabuhan atau smart city untuk menjawab permintaan yang terus meningkat akan kemampuan analisis data otomatis, yang mana akan terus meningkat sejalan dengan digitalisasi industri," ujar Leo Gergs, ABI Research, Research Analyst.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR