Namun menurut Ronni, persentase adopsi 5G lebih cepat dibanding jaringan internet generasi sebelumnya. Enam tahun pertama sejak digelar, menurut laporan Ericsson, adopsi 4G belum mencapai 3 miliar pengguna sepanjang tahun 2009-2017. Namun adopsi 5G, diprediksi akan menyentuh angka 3,5 miliar pengguna pada 2026, sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 2018.
"Karena end user sudah semakin dewasa dan potensi untuk mereka mengerti kemampuan dan kelebihan 5G juga semakin lebih besar," imbuhnya.
Ronni juga mengatakan adopsi jaringan 5G bisa membantu operator seluler untuk mengatasi penurunan average revenue per user/rerata pendapatan per pengguna (ARPU). ARPU terus menurun, baik dikarenakan kompetisi antaroperator, adanya aturan-aturan dari pemerintah, maupun penggunaan SMS dan layanan suara, yang tidak lagi bisa mengimbangi kenaikan pendapatan dari layanan data.
Meski Mendukung 5G
Operator seluler bisa menggunakan 5G untuk menangani penurunan ARPU hanya jika mereka mengambil pendekatan proaktif. Artinya, operator mau mengeksplorasi dan melihat peluang serta kapabilitas sektor yang bisa memanfaatkan jaringan 5G.
"Mereka bisa memberikan layanan bundling, bukan hanya untuk layanan tradisional tapi juga layanan digital, seperti hiburan, augmented reality (AR), video 4K, 8K, dll," jelas Ronni.
Sementara pendekatan pasif yang tidak disarankan Ronni, adalah memanfaatkan layanan suara dan data, yang memang sudah menjadi komoditas saat ini, sementara operator tidak mengeskplorasi peluang use case lain.
"Dengan mereka mengambil pendekatan proaktif, dari laporan yang kami lihat, operator seluler bisa mendapatkan hasil cukup signifikan untuk menambah ARPU dibanding operator seluler yang pasif," pungkas Ronni.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR