Cloud-native Dorong Adopsi Container
Aplikasi-aplikasi yang didesain untuk cloud atau cloud-native dapat merespons suatu perubahan dengan cepat, beradaptasi, dan berkembang. Rilis fitur-fitur dan fungsi baru dapat dilakukan dengan lebih cepat, andal, dan sering, dengan risiko yang lebih kecil. Karena semakin banyak organisasi/perusahaan yang mengadopsi hybrid cloud untuk meningkatkan skalabilitas dan ketersediaan aplikasi, mereka yang juga memakai pengembangan cloud-native akan semakin mantap dalam membangun dan menjalankan aplikasi yang responsif, scalable, dan fault-tolerant di cloud apa pun.
Container adalah kunci untuk meraih manfaat dari pengembangan cloud-native. Container memungkinkan aplikasi untuk dikemas dan diisolasi bersama seluruh runtime environment mereka, sehingga lebih mudah untuk dipindahkan dari environment yang satu ke environment yang lain dengan mempertahankan fungsionalitasnya. Dengan container, pengembang aplikasi akan lebih mudah merilis dan mengupdate aplikasi sebagai sekumpulan layanan yang digabungkan secara longgar, seperti halnya microservice, alih-alih harus menunggu satu rilis besar.
Menyadari bahwa container dapat membantu mempercepat inovasi, 45 persen responden Asia Pasifik pada Global Tech Outlook 2021 memperkirakan lebih dari setengah workload mereka akan berbasis container dalam 12 bulan ke depan.
Bangkitnya Automasi
Pelanggan menuntut fase yang lebih cepat, sementara arsitektur TI selalu berubah dan dibangun di atas stack teknologi yang kian rumit. Organisasi/perusahaan juga harus menjalankan kebijakan bekerja dari rumah selama pandemi COVID-19.
Untuk mengatasi masalah ini, organisasi/perusahaan di Asia Pasifik beralih ke automasi untuk mengurangi kompleksitas, meningkatkan produktivitas, dan menurunkan biaya pengoperasian. Namun, mereka harus memiliki strategi automasi secara menyeluruh alih-alih menerapkan automasi secara terpisah, supaya mereka mendapatkan manfaat penuh dari teknologi tersebut.
Semakin banyak organisasi/perusahaan menggunakan automasi yang berhubungan dengan teknologi Artificial Intelligence dan machine learning untuk menciptakan layer tambahan pada insight otomatis untuk mengoptimalkan proses bisnis. Beberapa bank di Asia Pasifik bahkan sudah menggunakan robotic process automation (RPA) dalam proses approval aplikasi kartu kredit, mengotomatiskan berbagai macam pembayaran, dan memvalidasi klaim yang diajukan. Karena dapat meniru penilaian dan perilaku serta mereplikasi tindakan manusia berdasarkan aturan yang ada, RPA dapat menghemat waktu yang dibutuhkan untuk tugas-tugas tersebut.
Open Culture Lengkapi Modernisasi Teknologi
Berdasarkan sebuah studi yang disponsori oleh Red Hat pada November 2019, sebanyak 80 persen pemimpin bisnis di Asia Pasifik menyebutkan bahwa perubahan kultural dan modernisasi sama pentingnya dalam transformasi digital. Karakteristik budaya yang penting dalam transformasi meliputi kemampuan beradaptasi, inklusivitas, transparansi, dan kolaborasi. Semua ini merupakan prinsip open source.
Organisasi/perusahaan yang telah melakukan perubahan budaya sekaligus memodernisasi infrastruktur dan arsitektur aplikasinya dapat dengan cepat mengembangkan dan meluncurkan aplikasi baru, merespons kebutuhan konsumen dengan cepat, dan mengontrol biaya pemeliharaan.
Saat semakin banyak bisnis di Asia Pasifik yang menyadari bahwa transformasi digital itu harus didorong oleh perubahan pola pikir, kami yakin akan lebih banyak organisasi/perusahaan yang menggunakan prinsip-prinsip, proses, dan budaya terbuka atau open pada tahun depan. Dengan demikian, organisasi/perusahaan dapat mengembangkan kolaborasi dan memberdayakan karyawan untuk mewujudkan ide dan jati diri terbaik mereka. Dengan begitu, inovasi bisa dipercepat dan perusahaan dapat mengatasi perubahan kebutuhan konsumen dan bisnis secara lincah atau agile.
Secara keseluruhan, kita melihat bahwa peristiwa global pada tahun 2020 telah menyebabkan organisasi/perusahaan makin berfokus pada tujuan bertahan hidup jangka pendek, yaitu mempertahankan kelangsungan bisnis mereka. Tapi akibat lanskap bisnis terus berkembang, organisasi/perusahaan di Asia Pasifik harus mempersiapkan diri menyambut masa depan dengan mengadopsi solusi teknologi yang fleksibel, agile, dan scalable. Dengan mempertimbangkan tren seperti 5G dan edge computation, hybrid cloud dan automasi, organisasi/perusahaan akan terbantu dalam mengembangkan atau memperbarui rencana transformasi digital mereka pada tahun 2021.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR