Saat ini, chipset smartphone yang telah memiliki modem 5G SOC (System-on-chip, maksudnya modem 5G terintegrasi di dalam chipset) relatif masih jarang. Qualcomm baru ada empat chipset, seperti Snapdragon 888 5G (yang digunakan Xiaomi Mi Ultra) atau Snapdragon 765G 5G (yang digunakan Vivo Reno 5G). Sementara Mediatek memiliki 6 chipset dengan modem terintegrasi di keluarga Dimensity (seperti Dimensity 7005G yang digunakan Oppo A55 5G).
Pilihan lain adalah mengombinasikan chipset dengan modem 5G terpisah. Namun pada konfigurasi ini, smartphone menjadi boros baterai.
Ke depan, akan mulai bermunculan pilihan chipset dengan modem 5G terintegrasi untuk segmen mid-end dan low-end. Pada saat itu, memilih HP 5G menjadi lebih relevan.
4. Belum ada Killer Content
Kurang dari setahun setelah dirilis, jumlah pelanggan paket data 5G di Korea Selatan justru menurun. Alasannya? Tidak ada killer content yang menjustifikasi harga paket data 5G yang lebih mahal.
Kecepatan yang ditawarkan 5G secara teori membuka lebih banyak posibilitas konten, mulai dari konten berbasis Virtual Reality sampai online games. Namun sampai saat ini, belum ada killer content yang secara maksimal memanfaatkan keunggulan 5G. Konten VR maupun online games saat ini masih bisa dilayani koneksi 4G.
Dari paparan di atas, Anda mungkin bisa mempertimbangkan apakah sudah selayaknya memburu HP 5G.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR