Menurut Supriyadi, setidaknya ada tiga tantangan yang perlu dihadapi oleh pelaku industri logistik, yaitu tracking, traceability, dan analisis data.
“Pada tracking, pelaku industri membutuhkan teknologi yang bisa membantu mereka melihat bagaimana kondisi aset atau produk secara real time,” tutur Supriyadi dalam kesempatan yang sama.
Sementara itu, traceability berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam menelusuri dan menyimpan seluruh proses pengiriman produk dalam bentuk data agar mudah dianalisis.
Setelah dilakukan traceability, perusahaan juga dituntut agar mampu menganalisis data yang ditangkap, mencari permasalahan yang terjadi di lapangan, mencari solusi, membuat analisis prediksi (predictive analysis) dan melakukan perencanaan ke depannya.
Sementara itu, sama seperti industri logistik, industri pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan klinik juga mengalami sejumlah tantangan di tengah pandemi.
Kesadaran masyarakat terhadap standar pelayanan kesehatan semakin tinggi. Namun, masyarakat cenderung enggan mendatangi rumah sakit atau klinik untuk menghindari paparan Covid-19.
Baca Juga: Jangan Tertipu!, Bagaimana Cara Mengetahui Berita Hoaks di Internet?
Anggota Kompartemen Pusat Data dan Informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Anis Fuad mengatakan, situasi pandemi membuat masyarakat lebih bergantung pada layanan kesehatan berbasis digital atau telehealth.
Layanan telehealth menawarkan kemudahan. Masyarakat dapat mengakses layanan dari rumah dan tidak perlu mendatangi rumah sakit atau klinik secara langsung.
“Dengan kondisi seperti sekarang (pandemi), masyarakat akan lebih nyaman dengan layanan telehealth. Saya kira ini menjadi tantangan sejauh mana rumah sakit akan berinovasi,” kata Anis.
Tak hanya masyarakat, tenaga kesehatan juga mulai menyadari pentingnya inovasi pelayanan kesehatan di tengah pandemi. Hal ini diungkapkan oleh Founder Zi.Care Indonesia Jessy Abdurrahman.
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR