Menurut Alfons Tanujaya untuk meminimalisasi serta mengatasi serangan siber, backup data secara terpisah dengan server baik offline maupun berbasis cloud, perlu dilakukan.
“Mem-backup data merupakan menjadi salah satu alternatif untuk mengantisipasi serangan ransomware,” kata Alfons.
Baca Juga: Tips Meminimalkan Resiko Perangkat Anda Terkena Serangan Ransomware
Tidak hanya mencadangkan data, pengguna juga bisa menambahkan antivirus yang mampu mendeteksi jika terjadi serangan ransomware.
“Sangat penting untuk memperbarui sistem operasi dan perangkat lunak untuk meningkatkan keamanan pada perangkat yang digunakan,” tambah Alfons.
Pada kesempatan yang sama, Head of IT Infrastructure Security and Compliance PT Sampoerna Agro Tbk Franky Nathanael mengatakan, ada tiga hal krusial yang perlu diperkuat untuk mencegah kebocoran data, yakni people, process, dan technology.
“Menurut sebuah survei, 95 persen penyebab peretasan data terjadi dari human error. Dalam sebuah banyak user yang belum aware akan data security. Hal ini membuat penjahat siber melancarkan serangan mereka dengan menggunakan metode email phising untuk menyusup ke dalam sistem perusahaan,” ujar Franky.
Proses menjadi kunci penting agar serangan siber tidak berdampak. Frangky menjelaskan, perusahaan harus bisa memastikan untuk selalu memperbarui program yang digunakan.
“Banyak sekali framework yang bisa diadopsi sesuai dengan industri masing-masing,” tambah Franky.
Baca Juga: Semakin Ganas, Serangan Ransomware Kini Menyerang Anak Perusahaan AXA
Lebih lanjut, Franky mengungkapkan, perusahaan juga bisa menyiapkan cadangan data untuk mengembalikan data jika terjadi serangan siber. Dengan cara ini, perusahaan lebih siap dalam menghadapi berbagai kondisi yang mungkin terjadi.
Kemudian, untuk mencegah terjadinya serangan penting untuk menggunakan teknologi terbaik. Franky menilai teknologi sebagai komponen utama yang perlu diperhatikan secara menyeluruh.
Penulis | : | Nana Triana |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR