YouTube resmi menghadirkan fitur video pendek Shorts di Indonesia sekaligus akan bersaing dengan TikTok dan Instagram Reels.
Dari segi tampilan dan kemampuan, Shorts sangat mirip dengan TikTok dan Reels karena Shorts bisa mengunggah video pendek berdurasi 15-60 detik, lengkap dengan musik latar.
Shorts menggunakan format video vertikal, di mana pengguna bisa menggulir layar ke atas dan ke bawah untuk menonton lebih banyak video Shorts. Pengguna juga bisa memberikan tanda suka (like), tidak suka (dislike), komentar, atau membagikan video Shorts ke platform lainnya.
Meski demikian, YouTube sendiri mengaku tak punya strategi khusus untuk bersaing dengan dua penyedia video pendek lainnya itu.
"Masalah melawan atau menyaingi, kita akan fokus saja dengan apa yang ada di YouTube. Kita menciptakan produkkan tujuannya agar pengguna semakin terbantu saat membuat konten yang mereka mau," kata Veronica Utami, Direktur Marketing YouTube & NBU untuk Indonesia, Filipina, dan Asia Tenggara di Google.
Salah satu hal yang membedakan YouTube dengan platform lainnya adalah YouTube merupakan platform streaming video yang memiliki berbagai jenis video. Misalnya, seperti video musik, pidato, humor, motivasi, pendidikan, dan masih banyak lainnya. Dan seluruh video yang ada di YouTube diunggah oleh pengguna (user generated konten).
Ketika mengembangkan Shorts, Veronica mengungkapkan, ada tiga hal yang menjadi fokus utama YouTube, yaitu creation tools (alat kreasi), experience (pengalaman), dan discovery (penemuan).
Fitur-fitur di Shorts
Pertama, Shorts hadir dengan tujuan agar bisa menjadi alat kreasi bagi kreator untuk membuat video pendek langsung dari smartphone.
"Fitur Shorts akan mempermudah semua kreator membuat, mengedit, meng-upload, dan berbagi video dengan mudah dari handphone-nya," kata Veronica dalam acara peluncuran YouTube Shorts secara daring.
Sebagai alat kreasi, Shorts memungkinkan pengguna untuk menjait video pendek yang ada dengan audio dari video-video yang ada dalam inventaris YouTube.
"Bayangkan kreativitas apa yang bisa terbuka karena bisa menggunakan seluruh audio yang ada di seluruh video YouTube, termasuk jokes, motivational speech, pidato, musik, dan sebagainya," kata Veronica.
YouTube menyediakan berbagai macam cara agar pengguna mudah menjahit audio yang diinginkan ke video Shorts mereka. Misalnya, pengguna bisa secara manual mencari audio yang mereka suka ketika membuat Shorts dengan mengeklik "add music".
Atau pengguna juga bisa menggunakan audio dari video Shorts pengguna lain. Caranya ialah dengan mengeklik ikon audio pada video Shorts yang diinginkan. Lalu klik "use this sound".
Atau pengguna juga bisa membuka video favoritnya di YouTube, lalu klik ikon "create" yang berada di antara ikon "download" dan "save".
Lalu fokus kedua ialah pengalaman. Shorts diharapkan dapat memberikan pengalaman video pendek yang lebih baik lagi. Sejak awal didirikan, video panjang maupun pendek sudah menjadi bagian utama dari konten-konten di YouTube. Dengan adanya Shorts, pengguna bisa lebih mudah untuk menemukan dan melihat video pendek.
Pengguna bisa mengakses Shorts lewat tab "Shorts" di bawah layar atau melalui baris "Shorts" di homepage aplikasi YouTube. Terakhir, fokus ketiga dalam pengembangan Shorts ialah discovery. Shorts juga diharapkan menjadi tempat di mana pengguna bisa menemukan konten-konten yang mereka sukai.
Veronica mencontohkan, terkadang pengguna pasti ingin tahu penyanyi atau judul lagu yang digunakan oleh pengguna lain ketika membuat video Shorts.
"Nah di YouTube Shorts enaknya, pengguna bisa langsung klik musik/audio yang digunakan, lalu pengguna diarahkan menuju video asli penyanyi aslinya atau ke video aslinya," kata Veronica.
"Jadi bisa jadi lebih seamless (mulus) menemukan konten yang disukai," pungkas dia.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR