Jaminan keamanan siber menjadi faktor fundamental di ruang digital, terutama dalam membangun kepercayaan seluruh ekosistem. Pelaku industri pun didorong untuk memenuhi dan lulus uji verifikasi keamanan.
Di Indonesia, tuntutan tersebut makin menguat seiring dimulainya komersialisasi teknologi 5G.
Banyak pihak menaruh harapan besar bahwa jaringan 5G akan menjadi tulang punggung bagi berbagai aplikasi TI yang kritis. Oleh karena itu, berdasarkan hasil risk assessment EU terhadap keamanan 5G, ketersediaan dan integritas jaringan akan menjadi hal yang sangat penting.
Selain itu, karena arsitektur jaringan 5G memiliki fungsionalitas baru dan karakteristik yang berbeda, bagian-bagian tertentu pada perangkat jaringan atau fungsi-fungsinya akan lebih sensitif.
Eksposur terhadap risiko keamanan 5G juga meningkat jika melihat pada ketergantungan operator jaringan seluler terhadap supplier.
Syarat Lulus Uji Keamanan Perangkat
Melihat perkembangan ini, para pemangku kepentingan diserukan untuk bekerja sama guna memastikan risiko keamanan 5G dapat terkendali. Para pelaku industri penyedia layanan mobile juga diserukan untuk senantiasa memenuhi dan lolos uji verifikasi keamanan perangkat jaringan berstandar tinggi yang berlaku global, seperti Network Equipment Security Assurance Scheme (NESAS) dari GSMA. Standar ini mengacu pada spesifikasi jaminan keamanan atau Security Assurance Specification (SCAS) dari the 3rd Generation Partnership (3GPP).
NESAS merupakan standar tata cara penilaian keamanan siber yang ditetapkan oleh GSMA dan 3GPP, bersama dengan para operator global terkemuka, vendor, mitra industri dan regulator, serta telah diterima secara luas di dunia industri.
NESAS menyediakan kerangka kerja jaminan keamanan bagi dunia industri untuk memfasilitasi peningkatan tingkat keamanan pada seluruh industri seluler. Peralatan yang lolos evaluasi NESAS dari GSMA dipastikan telah memenuhi ketentuan keamanan dan keandalan jaringan 5G.
Sebagai sebuah standar global, NESAS menggunakan uji keamanan yang mengacu pada SCAS yang ditentukan oleh 3GPP untuk menilai keamanan perangkat jaringan. Penilaian ini juga menjadi referensi penting bagi para pemangku kepentingan, seperti operator, vendor peralatan, regulator atau pemerintah, serta penyedia layanan aplikasi.
Kolaborasi Ekosistem
Pentingnya kolaborasi ekosistem dan kepatuhan industri terhadap standar global evaluasi dan penilaian yang mampu memberikan jaminan keamanan perangkat jaringan 5G tersebut menjadi seruan yang dikemukakan oleh para tokoh dan perwakilan dari pemerintah, pengembang teknologi, pelaku industri, serta komunitas telematika yang hadir sebagai pembicara di lokakarya tentang keamanan 5G yang digelar secara virtual oleh Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) dan didukung oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR