Dibandingkan tahun lalu, kesejahteraan digital (digital wellbeing) di Indonesia turun satu peringkat ke urutan ke lima di kawasan Asia Tenggara, menurut studi global yang dilakukan Surfshark.
Secara global, Indonesia berada di peringkat ke-72 di antara 110 negara yang tercantum dalam Digital Quality of Life (DQL) Index 2021.
Studi yang diselenggarakan oleh perusahaan keamanan siber Surfshark ini mengikutsertakan 90 persen dari populasi global. Ada lima pilar fundamental yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan digital negara-negara responden: e-government, e-security, e-infrastruktur, keterjangkauan internet (internet affordability), dan kualitas internet.
Secara global, Indonesia meraih skor tertinggi untuk e-government (peringkat ke-66) dan e-security (peringkat ke-68). Namun Indonesia terpuruk pada keterjangkauan internet (peringkat ke-97), kualitas internet (peringkat ke-79), dan e-infrastruktur (74th).
Berdasarkan penilaian terhadap lima pilar tersebut secara keseluruhan, kesejahteraan digital di Indonesia mengalami penurunan dari tahun lalu, yaitu dari peringkat 71 ke peringkat 72. Yang menarik, e-security mengalami kenaikan 43 persen dari tahun lalu.
Sementara di kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada di peringkat 5, melampaui Vietnam, Laos, dan Kamboja. Peringkat pertama diduduki oleh Singapura, kemudian diikuti Malaysia dan Thailand.
Dua Aspek Ini Perlu Ditingkatkan
Menurut Surfshark, Indonesia memiliki banyak kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan digital warganya, terutama dalam hal keterjangkauan internet. Dibandingkan dengan Indonesia, warga Vietnam bekerja 4 kali lebih sedikit untuk membeli internet broadband, yang kecepatannya 3 kali lipat kecepatan di Indonesia..
Kualitas internet juga perlu menjadi perhatian. Secara global, kecepatan internet broadband Indonesia bercokol di peringkat ke-90 dan kecepatan mobile internet di peringkat ke-100.
“Peluang digital menjadi lebih penting dari sebelumnya saat kita mengalami krisis COVID-19, yang menekankan pentingnya setiap negara untuk memastikan kapasitas operasional yang sepenuhnya dari jarak jauh bagi aktivitas ekonominya," jelas Vytautas Kaziukonis, CEO, Surfshark.
Vytautas mengatakan, inilah alasan Surfshark selama tiga tahun berturut-turut melakukan riset tentang kualitas kehidupan digital. Riset ini ingin memperoleh gambaran bagaimana negara-negara menjadi unggul secara digital.
Indeks ini pun diharapkan dapat menjadi landasan bagi diskusi-diskusi penting mengenai dampak kemajuan digital terhadap kemakmuran sebuah negara dan peningkatan yang diperlukan.
Secara keseluruhan, enam dari sepuluh negara peraih skor tertinggi DQL berada di daratan Eropa. Peringkat pertama tahun ini dan tahun lalu diduduki oleh Denmark, diikuti oleh Korea Selatan. Finlandia berada di posisi ketiga, diikuti oleh Israel dan Amerika Serikat. Sementara lima negara di posisi terakhir adalah Ethiopia, Kamboja, Kamerun, Guatemala, and Angola.
Berdasarkan kawasan, AS memimpin di benua Amerika, Korea Selatan di Asia, Afrika Selatan di Afrika, dan Australia memimpin di Oceania.
Internet Broadband Lebih Mahal Tahun Ini
Temuan-temuan penting lainnya:
*Secara global, internet broadband lebih mahal tahun ini. Dengan membandingkan DQL20 and DQL21, diperoleh data bahwa orang harus bekerja 11 persen lebih banyak (25 menit lebih lama) untuk bisa mendapatkan internet broadband di 2021. Namun orang bekerja 29 persen lebih sedikit (28 menit lebih cepat) untuk bisa memperoleh internet mobile di tahun ini.
*Koneksi internet terburuk di dunia adalah yang paling terjangkau. Masyarakat di negara-negara, seperti Nigeria, Pantai Gading, dan Mali membutuhkan satu minggu kerja untuk bisa menikmati koneksi internet.
*Berinvestasi pada infrastruktur elektronik dan pemerintahan elektronik berkontribusi paling besar terhadap kesejahteraan digital masyarakat.
Riset 2021 DQL mengevaluasi 6,9 miliar orang dalam hal lima pilar inti dan 14 indikator pendukung untuk memberikan ukuran yang komprehensif. Studi ini berlandaskan informasi open source yang disediakan oleh PBB, Bank Dunia, Freedom House, International Communications Union, dan sumber-sumber lainnya.
Surfshark sendiri merupakan toolset untuk perlindungan privasi yang menawarkan kontrol terhadap online presence penggunanya. Tahun ini, solusi Surfshark terpilih sebagai Gold winner untuk Most Innovative Security Service of the Year di ajang Cybersecurity Excellence Award.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR