Perahu kayu yang kami naiki berlabuh di sebuah pantai kecil yang sepi. Kami segera turun, berlarian menuju pasir putih yang membentang luas di depan mata sambil memercikkan air laut jernih yang berkilauan ditimpa cahaya matahari.
Pemandangan indah itu ternyata belum seberapa. Setelah naik ke atas bukit karang yang terjal, kami melihat pemandangan yang jauh lebih memesona. Deretan batu karang berwarna gelap berdiri tegak di tengah lautan berwarna tosca, bersanding kontras dengan pantai pasir putih di sebelahnya dan deretan bukit rendah di belakangnya.
Pulau Senja, begitu nama tempat ini. Nama ini diberikan oleh para remaja petualang karena mereka biasa datang ke tempat ini ketika senja untuk menikmati matahari terbenam. Namun beberapa orang menyebutnya dengan Raja Ampat mini karena keberadaan bukit-bukit karang yang menyerupai Raja Ampat.
Ramai Setelah Viral
Pulau Senja yang kami datangi ini adalah salah satu wisata yang ada di Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Sebenarnya, ini bukan benar-benar sebuah pulau. Pulau senja masih menyatu dengan daratan, namun karena ia hanya bisa diakses melalui laut, maka orang lebih mengenalnya dengan nama “pulau”.
Baca Juga: Smart City dalam mendorong keindahan pantai Kabupaten Pacitan
Untuk menuju Pulau Senja, kami menyewa perahu dari Dermaga Desa Wawatu dengan harga sekitar 250 ribu rupiah per satu kali perjalanan. Perjalanan menuju Pulau Senja sekitar 30 menit, namun para pemilik perahu tak memberi batas lama perjalanan. Kami bisa berkeliling semau kami. Bahkan Hamid (49), pemilik perahu yang mengantar kami, memberi pelayanan tambahan. “Biasanya, saya juga tawarkan untuk mampir ke Pantai Kartika, nggak perlu tambah biaya lagi karena sekalian jalan,” tutur pria yang sehari-hari juga bekerja sebagai nelayan ini.
Menurut Hamid, pulau ini sebenarnya telah ditemukan sejak tahun 2015 namun baru ramai didatangi setelah viral di media sosial sekitar tahun 2017. Sejak itulah, setiap harinya Pulau Senja dikunjungi puluhan wisatawan yang kebanyakan adalah anak-anak muda. Hamid mengakui, ia bahkan pernah bolak-balik mengantar 10 rombongan dalam sehari.
Viralnya Pulau Senja ini membawa berkah bagi Hamid dan penduduk Desa Wawatu lainnya. Hingga saat ini, ada 10 warga Desa Wawatu yang menyewakan perahunya untuk menuju Pulau Senja. Hamid mengakui, berkat tambahan penghasilan ini penduduk desa bisa hidup lebih baik. Mereka bisa merenovasi rumah mereka, membeli peralatan elektronik, bahkan membeli mobil dan motor.
Perbaikan Dermaga yang Lama
Sebagai salah satu destinasi wisata unggulan, Pulau Senja mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan. Berbagai upaya dilakukan, salah satunya dengan memperbaiki Dermaga Desa Wawatu sebagai akses utama menuju Pulau Senja. Dermaga kayu yang sebelumnya diganti dengan dermaga kayu yang lebih baik dan lebih panjang. “Dahulu sebelum ada dermaga baru, kalau air surut kita mesti jalan ke tengah laut,” cerita Pak Hamid.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR