Untuk itu, kata Fajar, saat ini BRI telah melakukan shifting terhadap metode pengembangan aplikasi perbankan dari model monolithic architecture ke microservices architecture.
“Dengan pengguna (aplikasi) yang semakin banyak, kami mencoba bagaimana agar proses development sampai operation bisa jadi satu kesatuan, tetapi tidak memakan proses changes yang terlalu lama,” kata Fajar.
Baca Juga: Alasan Adopsi Fintech di Indonesia Masih Terkonsentrasi di Kota Besar
Dengan menerapkan model microservices architecture, layanan aplikasi terbagi menjadi fitur-fitur kecil yang saling terhubung. Fitur-fitur tersebut mampu tersinkronisasi dengan cepat ketika aplikasi menerima permintaan atau demand.
Terkait demand, semakin tinggi trafik data yang terjadi dalam aplikasi dapat juga menimbulkan tantangan tersendiri. Selain menyebabkan respons server lambat, tingginya demand yang masuk ke sistem dapat membuat server mengalami overload dan downtime.
Oleh sebab itu, server butuh penyeimbang beban traffic di dalam jaringan atau load balancer, terutama pada aplikasi yang harus menyediakan layanan always-on.
Asia Solutions Architect for Kemp Henry Kay menjelaskan, load balancer bekerja dengan cara membagi beban traffic secara merata kepada beberapa sumber daya atau resources. Dengan begitu, performa server tetap tinggi dalam kondisi apapun.
Baca Juga: Dorong Smart Governance, Kemendagri Gunakan Platform Cloud Nutanix
Sayangnya, menurut Henry, banyak perusahaan membiarkan server mereka dibebani traffic tinggi. Alasannya, mereka merasa server yang dimiliki cukup mampu menampung kapasitas traffic yang ada.
“Akibatnya, seiring berjalannya waktu, perangkat yang digunakan tiba-tiba rusak dan justru butuh waktu maintenance yang lebih lama dan mahal,” kata Henry.
Solusi load balancer dari BPT dan Kemp Technologies
Untuk membantu mengoptimalkan kinerja aplikasi perusahaan, PT Blue Power Technology (BPT) bekerja sama dengan Kemp Technologies menyediakan solusi load balancer yang dapat melakukan beragam optimalisasi.
BPT Product Manager for Kemp Randy Gosal menjelaskan, solusi load balancer yang ditawarkan oleh pihaknya tidak hanya membantu mengelola pembagian beban trafik data, tetapi juga memonitor kinerja jaringan dan mengidentifikasi serta merespon gangguan pada jaringan.
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR