IESR (Institute for Essential Services Reform) menyebutkan bahwa Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk bertransisi dari energi fosil ke renewable energy alias energi terbarukan. Pemerintah Indonesia menghentikan pembangunan PLTU — menggunakan batu bara — baru dan akan memensiunkan PLTU yang sudah ada dalam beberapa tahun mendatang. Salah satu green energy maupun renewable energy yang tersedia di seluruh Indonesia adalah energi matahari alias energi melalui sinar matahari. IESR menegaskan potensi energi sinar matahari Indonesia adalah antara 3,4 TW sampai 20 TW; seluruh kebutuhan energi di Indonesia bisa dipenuhi oleh PLTS. IESR meyakini PLTS bisa menjadi pilihan Indonesia.
Sehubungan PLTS, Huawei antara lain menawarkan inverter yang mengubah listrik arus searah alias DC ke arus bolak-balik alias AC. Listrik arus searah yang dimaksud diperoleh dari modul photo-voltaic alias modul sel surya. Huawei menyebutkan FusionSolar Smart PV Inverter untuk utilitasnya menawarkan efisiensi tinggi. Sebagian dari Huawei FusionSolar Smart PV Inverter diklaim memiliki efisiensi maksimum sebesar lebih dari 99%.
Selain itu, Huawei FusionSolar Smart PV Inverter mendukung antara lain multi-MPPT, diagnosis pintar kurva I-V, surge arrester untuk arus searah dan arus bolak-balik, serta memiliki rating IP berupa IP66/IP65. Dengan kata lain, Huawei mengeklaim FusionSolar Smart PV Inverter itu bisa memberikan/mengekestraksi lebih banyak energi, lebih mudah dalam pengoperasian, serta lebih aman dan andal.
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia beberapa waktu lalu menyebutkan, berdasarkan data Bank Dunia, Indonesia butuh 600.000 talenta digital setiap tahunnya selama belasan tahun mendatang. Dr. Ir. Muhammad Ridwan Effendi, M.A.Sc (Dosen Institut Teknologi Bandung) mengatakan bahwa teknologi digital tidak akan bisa “berjalan” kalau tidak ada sumber daya manusia alias talenta digital yang memanfaatkannya. Meski sebagian pekerjaan bisa dilakukan oleh robot, tetapi tidak semua pekerjaan itu akan bisa dikerjakan oleh robot; tidak pada semua pekerjaan, robot bisa menggantikan manusia.
Perkembangan teknologi digital yang pesat disebutkan Dr. Ir. Muhammad Ridwan Effendi, M.A.Sc menciptakan perubahan pada lapangan kerja. Alhasil keahlian alias skill yang harus dimiliki oleh tenaga kerja untuk masa depan juga akan berubah dibandingkan saat ini. Indonesia perlu menghasilkan talenta digital dengan kemampuan yang sesuai dengan kemajuan teknologi digital, yang sesuai dengan kebutuhan masa kini dan yang akan datang. Namun, Dr. Ir. Muhammad Ridwan Effendi menambahkan bahwa porsi mahasiswa sains-keteknikan hanya sebesar 21% dari seluruh mahasiswa di tanah air.
Huawei sendiri telah membantu meningkatkan kompetensi digital sumber daya manusia Indonesia. Huawei misalnya menghadirkan Huawei ASEAN Academy (Indonesia) Engineering Institute pada awal tahun ini. Terdiri dari Business College, Technical College, dan Engineering College; melalui Huawei ASEAN Academy Engineering Institute di Jakarta tersebut, Huawei menargetkan akan mengembangkan 100.000 talenta digital Indonesia dalam lima tahun ke depan.
KOMENTAR