Sejak bulan Desember 2021, Indonesia secara resmi terhubung dengan infrastruktur global milik perusahaan penyedia layanan cloud, Amazon Web Services, Inc. (AWS) melalui AWS Asia Pacific (Jakarta) Region. Bagaimana kehadiran infrastruktur dan layanan cloud ini dapat dimanfaatkan para pelanggan di Indonesia, khususnya para pengembang aplikasi, dalam mendorong inovasi?
Secara umum, para pengguna infrastruktur global AWS akan memperoleh manfaat berupa keamanan, ketersediaan, performa, skalabilitas, dan fleksibilitas. Misalnya dalam hal keamanan, sistem keamanan AWS akan secara otomatis mengenkripsi seluruh data yang berjalan di jaringan global, mulai dari data center, availability zone, dan region.
“Dan dengan adanya shared responsibility model antara AWS dan customer, customer selalu memiliki data mereka sendiri, dan mereka dapat membangun infrastruktur global yang paling aman, dilengkapi dengan fleksibilitas untuk melakukan (mulai dari) enkripsi hingga pemindahan data,” jelas Donnie Prakoso, Developer Advocate AWS, mengenai keamanan di infrastruktur cloud AWS.
Cara Mudah Migrasi Antar-Region
Lebih lanjut, dalam kesempatan konferensi pers yang digelar beberapa waktu lalu, Donnie Prakoso juga memaparkan beberapa use case umum yang dapat dilakukan para developer dalam memanfaatkan infrastruktur AWS Asia Pacific (Jakarta) Region.
Salah satu yang menarik adalah bagaimana memindahkan (migrasi) sumber daya database, storage, dan keseluruhan infrastruktur ke Region Jakarta.
Ketika para developer ingin memindahkan data, misalnya dari Amazon RDS, ke region lain dengan mempertahankan high availability pada sistem, AWS menyediakan AWS Database Migration Service. Donnie menjelaskan, dengan layanan migrasi ini, database sumber bisa tetap beroperasi secara penuh selama proses migrasi.
“(Database sumbernya) tidak perlu dimatikan atau dibuat snapshot terlebih dahulu sebelum di-load,” jelas Donnie. Ketika data sudah masuk ke database target, misalnya di Region Jakarta, dan disinkronisasi, proses replikasi bisa ditutup dan aplikasi akan langsung merujuk database destinasi.
Use case lainnya yang juga kerap dibutuhkan para developer adalah migrasi storage. Donnie menjelaskan ada tiga cara untuk memindahkan storage dari region lain ke Region Jakarta. Pertama, menggunakan CLI (command line interface) untuk mengcopy object dari source ke destination bucket.
Cara kedua adalah menggunakan Replication yang secara otomatis mereplikasi perubahan object di seluruh akun. Untuk menyalin object yang berjumlah besar, para developer dapat memanfaatkan S3 Batch Operations.
“Cara ini akan memudahkan customer dalam melakukan migrasi dari region lain ke Region Jakarta. Pelanggan tidak akan kehilangan data sama sekali, semua akan tercipta secara otomatis tanpa konfigurasi yang kompleks,” jelas Donnie.
Sementara untuk memindahkan infrastruktur dari satu region ke region lain, misalnya dari Region Singapore ke Region Jakarta, AWS menyarankan pelanggan memanfaatkan pendekatan Infrastructure as Code (IaC), yang disebut Donnie sebagai salah satu pilar penting dalam DevOps.
Donnie menjelaskan, dengan IaC, pengguna dapat melakukan provisioning resources yang predictable dan repetitif tanpa harus melakukan clicking manual. Salah satunya adalah menggunakan AWS Cloud Development Kit. Dengan tool ini, para developer bisa langsung mendefine cloud resources dari kode.
Bagaimana dengan pelanggan yang belum mengadopsi IaC? AWS menyediakan open source tool bernama Former 2 yang bisa melakukan mapping dari AWS resources menjadi template configuration dalam format AWS CloudFormation.
“Migrasi database, penyimpanan, dan infrastruktur sangat mudah di AWS. Artinya, developer dapat melakukan replikasi hingga migrasi data dari satu Region ke Region lainnya dalam hitungan detik,” ujar Donnie.
Bagi startup dan perusahaan yang ingin beroperasi secara global, Donnie pun menjelaskan bahwa AWS juga memungkinkan pelanggan mendesain aplikasi untuk multi region sehingga setiap request yang masuk ke aplikasi bisa mendapatkan respons dari sistem dengan latensi paling rendah. “Ini use case yang cukup advanced tapi implementasinya sangat mudah,” komentar Donnie.
AWS Community Hero Ajak Belajar Teknologi Cloud
Sementara bagi Dosen Universitas Maranatha dan AWS Community Hero, Setia Budi, kehadiran AWS Asia Pacific (Jakarta) Region akan mendorong kalangan akademisi untuk meningkatkan pembelajaran mengenai teknologi komputasi awan atau cloud computing yang telah diadopsi secara meluas oleh industri.
“Kehadiran AWS Asia Pacific (Jakarta) Region di Indonesia akan mendorong adopsi cloud. Selain latensi yang lebih rendah dan berbagai manfaat lainnya, sektor industri yang memiliki standar kepatuhannya tersendiri, seperti layanan keuangan, pun dapat memanfaatkan cloud AWS dengan dibukanya AWS Asia Pacific (Jakarta) Region. Ini akan mendorong permintaan industri terhadap talenta digital yang menguasai cloud sebagai salah satu katalis utama transformasi digital,” Budi menambahkan.
Program pendidikan yang diprakarsai AWS, khususnya AWS Academy, dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan talenta digital dalam teknologi cloud. Setia Budi menuturkan bahwa, AWS Academy dirancang secara sistematis, sehingga mudah untuk disadur ke dalam lingkungan belajar-mengajar di kampus.
Budi juga memanfaatkan kanal YouTube-nya yang bernama Indonesia Belajar untuk melakukan edukasi teknologi, di mana salah satu topiknya adalah belajar cloud. “Dalam waktu 3 tahun, kanal Indonesia Belajar telah memiliki sebanyak 80 ribu subscriber. Pertumbuhan ini tidak lepas dari dukungan AWS terhadap saya pribadi sebagai AWS Community Hero, antara lain dengan cara membagikan materi dan pelajaran, dan bahkan turut hadir sebagai pembicara di salah satu kesempatan,” jelasnya.
Sebagai informasi, AWS Community Hero merupakan predikat yang diberikan bagi para sosok yang giat memberikan edukasi kepada komunitas-komunitas peminat teknologi maupun awam.
Untuk mempelajari teknologi cloud, Budi juga mengajak bergabung dengan komunitas AWS User Group Indonesia yang hadir di media sosial Facebook dan Telegram.
“Komunitas AWS User Group Indonesia terdiri dari basis pengguna yang sangat beragam dan inklusif. Terlepas dari latar belakangnya, setiap orang mempunyai hasrat yang tinggi untuk berbagi ilmu dengan teman-teman yang baru terjun ke dalam dunia cloud developer,” pungkas Setia Budi.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR