Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memprediksi jaringan Internet 5G akan tersedia secara merata di Indonesia pada 2025.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail mengatakan prediksi ini berkaca dari implementasi jaringan 4G yang butuh waktu sekitar enam sampai tujuh tahun.
"Maka 5G tentu kami harapkan akan bisa lebih cepat. Kami harapkan 2024 sampai 2025 sudah bisa meluas dan merata seperti halnya kondisi 4G seperti sekarang," kata Ismail dalam keterangan resminya.
Ismail mengatakan ada dua kunci pemerataan jaringan 5G di Indonesia yakni tepat waktu dan tepat sasaran. Jika adopsi 5G terlalu lambat, maka Indonesia hanya akan menjadi pasar dan tidak menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
"Implementasi 5G ini adalah keniscayaan, tapi, harus diatur ritme dan timing0nya agar implementasinya benar-benar produktif untuk kepentingan bangsa dan negara," kata Ismail.
Manfaat 5G
Ismail mengatakan perkembangan 5G memberikan nuansa yang berbeda.
“Jadi isu kita yang paling dominan ketika kita berpindah dari 3G ke 4G itu adalah melakukan peningkatan user experience, meningkatkan kecepatan transformasi informasi data, atau koneksi melalui internet menggunakan teknologi mobile broadband," kata Ismail dalam siaran pers.
Namun 5G memberikan nuansa yang lebih luas dari sekadar masalah user experience karena teknologi 5G memiliki banyak keunggulan seperti kecepatan data dan kecepatan transformasi informasi dengan latensi yang sangat rendah.
Ia menambahkan jaringan 5G juga mampu menangani perangkat dalam jumlah besar. Keunggulan inilah yang membuat nuansa perkembangan 4G ke 5G menjadi lebih luas dari sekedar persoalan user experience.
"Di sini, ada persoalan-persoalan atau opportunity-opportunity yang ada dalam hal ini adalah untuk memanfaatkan kemampuan latensi yang rendah tadi,” katanya.
Ismail juga mencontohkan manfaat 5G untuk smart city hingga kendaraan otonom.
"Kita bisa memberikan layanan-layanan baru yang kritikal terhadap waktu, terhadap delay time dan mobil tanpa supir, tanpa awak dan sebagainya,” papar Ismail.
Manfaat lain dari teknologi 5G, tambah Ismail, adalah penggunaan Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk Metaverse. Oleh karena itu, implementasi 5G harus dipersiapkan dengan baik. Menurutnya, 5G di Indonesia ini memang merupakan salah satu alternatif teknologi yang perlu kita persiapkan dengan baik.
"Kita tidak ingin datang atau mengimplementasikan 5G pada saat kondisi negara kita belum siap. Tapi kita juga tidak ingin tertinggal dari penerapan 5G secara meluas yang sudah dikembangkan dan diimplementasikan di banyak negara maju,” pungkasnya.
KOMENTAR