Perusahaan membutuhkan satu terobosan untuk membantu para teknisi di Indonesia dalam melakukan kegiatan pemeliharaan atau maintenance. Saat itu para teknisi harus melakukan maintenance terhadap mesin MRI di sebuah rumah sakit.
Salah satu fitur yang disoroti Microsoft dalam implementasi mixed reality di Philips Healthcare adalah berkirim file pada Microsoft Remote Assist. Dengan fitur ini, teknisi ahli dari kantor pusat Philips Healthcare mengirimkan file berformat PDF yang berisi panduan langkah demi langkah (step by step) dan bagian-bagian mesin yang harus diperbaiki.
File tersebut dikirimkan melalui Microsoft Teams dan juga ke teknisi di lapangan menggunakan Hololens. Dengan demikian, teknisi di lapangan dapat melihat file tersebut sambil mengerjakan proses perbaikan.
Daniel Andrew, Founder Hologram Indonesia, menyebut pemanfaatan immersive technology oleh PT SBI dan Philips Healthcare ini sebagai salah satu bentuk seamless working. Dengan seamless working, seorang teknisi dapat bekerja secara handsfree, dengan kedua tangannya tidak disibukkan oleh kegiatan mengoperasikan handphone atau perangkat komunikasi. Namun, teknisi tetap bisa melakukan video call dan mendapat bantuan dari para ahli.
Mixed Reality untuk Tingkatkan Layanan Publik
Perusahaan lain yang juga telah memanfaatkan teknologi mixed reality untuk tetap agile dalam situasi pandemi adalah PT MRT Jakarta. Implementasi ini berawal dari rencana PT MRT Jakarta untuk melakukan pengembangan di training center milik perusahaan.
“Klasiknya kalau di training center itu kita menggunakan modul, artinya ada modul yang menggunakan teks dan gambar di dalamnya. Dan saat itu kami ingin mengembangkan bagaimana caranya supaya lebih menarik dan lebih bisa menjelaskan kepada para trainee,” cerita Richard Silitonga, Facility Development Specialist, PT MRT Jakarta di ajang Microsoft Dev//Verse 2022.
PT MRT Jakarta berencana mengembangkan pelatihan dengan menggunakan modul berbasis video 2D dan 3D. Namun, menurut Richard Silitonga, perusahaan saat itu juga ingin memanfaatkan teknologi-teknologi seperti VR, AR, dan mixed reality.
“Setelah menggunakan teknologi immersive dalam pekerjaan kami di Direktorat Operation & Maintenance, kami merasakan manfaat yang luar biasa. Artinya dalam efektivitas waktu, efisiensi biaya, kesehatan dan keselamatan kerja,” ujar Richard Silitonga.
Ia mencontohkan, ketika para teknisi melakukan perawatan pada panel dan inspeksi pada kompresor di lapangan, dan ada temuan di lapangan. Kemudian mereka ingin mendiskusikan temuan itu dengan teman-teman atau supervisor yang ada di kantor, para teknisi di lapangan bisa memanfaatkan Hololens dan fitur Remote Assist.
“Dalam hal ini mereka tidak perlu bolak-balik untuk mendapatkan gambar teknis, atau untuk mendapatkan feedback. Ini jauh lebih baik daripada menggunakan misalnya video call,” tegas Richard.
Selanjutnya hal yang ingin dilakukan PT MRT Jakarta saat ini adalah mengoptimalisasi fitur-fitur yang ada di Hololens, selain fitur Remote Assist yang sudah digunakan. Misalnya fitur Hologram untuk menampilkan gambar hologram 3 dimensi untuk boogie, pantograf, bahkan pra konstruksi bangunan stasiun, kereta (rolling stock), dan sebagainya.
Mewakili PT MRT Jakarta, Richard Silitonga berharap perusahaan dapat meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat pengguna MRT melalui penerapan teknologi imersif ini.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR