CrediBook, startup penyedia aplikasi pembukuan digital, mengumumkan telah menerima pendanaan Seri A sebesar US$8,1 juta (Rp116 miliar).
Pendanaan tersebut dipimpin oleh Monk’s Hill Ventures, dengan partisipasi dari beberapa Investor terdahulu, yaitu Insignia Ventures Partners, dan Wavemaker Partners.
CrediBook akan menggunakan pendanaan Seri A ini untuk ekspansi nasional, pengembangan teknologi, perekrutan karyawan, serta ekspansi layanan grosir digital, CrediMart, melalui penambahan kategori produk dan kemitraan dengan toko grosir konvensional, serta perluasan area operasional.
Sebelumnya, pada bulan Januari 2021 CrediBook menerima pendanaan Pra Seri A sebesar $1,5 juta dollar AS (21 miliar rupiah) dari Wavemaker Partners, Alpha JWC Ventures, and Insignia Ventures Partners pada Januari 2021.
Menanggapi soal pendanaan baru ini, CEO & Co-Founder CrediBook Gabriel Frans, menyatakan CrediBook akan fokus menjawab masalah operasional yang dihadapi pelaku grosir sekaligus menggarap potensi besar di segmen grosir melalui CrediMart.
“Di Indonesia sendiri terdapat sekitar 200.000 usaha grosir yang melayani 65 juta ritel dan berkontribusi lebih dari 60 persen Produk Domestik Bruto (PDB). Lebih dari itu, berdasarkan aktivitas UMKM non-pertanian, estimasi besarnya pasar tersebut mencapai 260 miliar Dollar AS. Angka ini sangat besar, sehingga CrediBook menggarap potensi tersebut melalui peluncuran layanan grosir digital, CrediMart, pada September 2021 lalu,” ujar Gabriel.
CrediMart berangkat dari permasalahan operasional yang dialami toko grosir konvensional. Selama pandemi, toko grosir konvensional mengalami penurunan volume penjualan hingga 20 persen dikarenakan ketergantungan mereka pada penjualan offline.
Hal tersebut menyebabkan terbatasnya jangkauan pelanggan, kesalahan pelayanan, dan antrian panjang di toko. CrediMart ingin menyelesaikan masalah tersebut tanpa mengganggu proses rantai pasok tradisional.
CrediMart bekerja sama langsung dengan toko grosir konvensional dan tidak memiliki gudang seperti layanan grosir digital sejenis.
Bagi rekan grosir, CrediMart menyediakan aplikasi online ordering untuk memudahkan toko grosir menerima pesanan dan manajemen stok lebih cepat, serta dilengkapi dengan fitur pembukuan digital.
Sementara bagi ritel, CrediMart menyediakan layanan belanja grosir online, pembayaran tempo, hingga layanan pengantaran next-day.
Sejak diluncurkan, CrediMart telah telah menggaet sekitar 60.000 pelaku grosir dan ritel serta mencatat pertumbuhan pendapatan (revenue) hingga 7 kali lipat, meningkatkan 50 persen penjualan harian rekan grosir, serta meningkatkan unique retail customers hingga 56 persen.
Saat ini CrediMart beroperasi di lebih dari 40 kota, menyediakan beragam produk dari pelaku grosir, mulai dari kebutuhan sehari-sehari, obat-obatan terbuka, alat tulis dan perlengkapan kantor, hingga bahan bangunan.
Gabriel menegaskan misi CrediBook adalah pemberdayaan UMKM khususnya pelaku grosir konvensional.
“Melalui aplikasi pembukuan digital, CrediBook ingin pelaku usaha memiliki laporan keuangan yang rapi dan memudahkan akses pembiayaan. Sementara CrediMart meningkatkan kapasitas digital para pelaku grosir konvensional melalui manajemen pesanan dan inventaris toko. Rekan grosir CrediMart juga menyambut baik layanan digital yang kami sediakan karena CrediMart turut membantu meningkatkan bisnis mereka dari aspek penjualan sehari-hari,” terang Gabriel.
Sejak peluncurannya pada dua tahun lalu, aplikasi pembukuan CrediBook telah mencatat sebanyak 12 juta transaksi pengguna, yang sebagian besarnya adalah pelaku usaha di segmen grosir.
40% pengguna aplikasi pembukuan digital CrediBook berasal dari wilayah kabupaten dan desa di Indonesia.
Selain itu, aplikasi CrediBook juga telah membantu pelaku grosir dan ritel membuat laporan keuangan yang rapi dalam waktu kurang dari lima menit, dan mengeklaim telah membantu mempercepat proses pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Baca Juga: Aplikasi Investasi Saham Gotrade Resmi Meluncur di Tanah Air
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR