Neneng Goenadi, Country Managing DIrector Grab Indonesia menambahkan, saat ini telah diupayakan untuk memberikan literasi digital bagi perempuan pengusaha di wilayah pedesaan. Sehingga pengusaha kecil di pedesaan juga dapat berperan di dalam digital market.
Lebih lanjut, tahun ini B20 Indonesia melalui “Women in Business Action Council (WiBAC)” merumuskan beberapa kebijakan khusus yang sudah diamanatkan pada rekomendasi B20 sebelumnya dan mendorong negara-negara anggota G20 untuk menetapkan mekanisme pelaporan indikator gender yang wajib dimasukkan dalam laporan tahunan perusahaan sebagai bagian penting dalam akuntabilitas dan transparansi perusahaan.
Kerangka pelaporan indikator gender ini bertujuan menghilangkan hambatan yang membatasi keterwakilan perempuan secara setara di posisi kepemimpinan tingkat menengah dan senior, mendorong terbentuknya wadah yang dapat meningkatkan akses perempuan ke pelatihan kepemimpinan dan peluang kerja bagi perempuan. Tentunya Indonesia harus menjadi pelopor dalam aksi ini.
Untuk mencapai itu, kata Shinta, WiBAC telah mengidentifikasi beberapa tujuan kebijakan yang sudah dirumuskan dan didorong sebagai rekomendasi yakni memberdayakan pengusaha wanita, mengaktifkan kemampuan digital dan kepemimpinan perempuan dan mempromosikan tempat kerja yang aman dan adil.
Hal ini sangat penting dalam memastikan kesetaraan gender dalam dunia bisnis yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi global.
“Kami juga menargetkan One Global Women Empowerment (OGWE), yang mewadahi pemerintah, bisnis, dan pemangku kepentingan lainnya memfasilitasi dukungan dan pemberdayaan perempuan, baik sebagai pebisnis maupun profesional di dunia kerja. Nantinya secara global akan dibentuk badan permanen yang akan menyediakan platform pemberdayaan untuk mempercepat akses perempuan dalam dunia bisnis, menavigasi lingkungan bisnis, berkolaborasi dalam ekosistem serta mengakses sumber daya untuk membangun pengetahuan dan kemampuan yang setara,” kata Shinta.
OGWE nantinya akan membahas 5 kebutuhan kritis yang dibutuhkan untuk mengangkat peran dan martabat perempuan dalam dunia bisnis, yaitu Crowdsource, untuk berbagi kebijakan yang berhasil dan mempromosikan ide, program, dan kemitraan; Crowdfund, untuk berinvestasi dalam pemberdayaan perempuan pengusaha dan perempuan di dunia kerja; Ada juga Curate, untuk memberikan referensi atau pedoman program pelatihan dan sumber daya untuk mengembangkan kemampuan; Clarification, untuk mendukung perempuan dalam memahami peraturan, undang-undang, dan persyaratan untuk meningkatkan skala bisnis mereka dan; Communication untuk terus memperbarui, menginformasikan dan melaporkan kepada komunitas OGWE dan masyarakat umum tentang inisiatif dan pencapaian yang diraih perempuan secara global.
Terakhir, lanjut Shinta, ada 3 hal yang dibutuhkan perempuan dalam bisnis, antara lain akses ke market, akses finansial, dan peningkatan kapasitas.
Selain itu, salah satu hal yang sangat penting dalam lingkup bisnis di Indonesia dan dunia adalah edukasi tentang kesetaraan gender, khususnya bagi para kaum pria.
Ini penting untuk mendorong terwujudnya komunikasi yang baik antara kaum perempuan dan laki-laki dalam berbagai forum.
Delegasi Amerika Serikat menyampaikan bahwa mereka berencana untuk mengadakan program mentorship bagi para perempuan yang berada di industri teknologi dan ingin bekerja sama dengan dunia bisnis di Indonesia.
Lebih jauh mereka juga menyampaikan aspirasi mengenai program clean energy yang mengutamakan konsep B2B, fokus kepada infrastruktur dan bagaimana hal tersebut dalam memperbaiki kondisi hidup perempuan.
Amerika Serikat juga tertarik untuk membantu pembangunan Nusantara, calon ibukota baru dengan mengembangkan konsep smart city.
Selain menggelar diskusi perdagangan dan pemberdayaan gender, Roundtable Luncheon ini juga menyajikan masakan Indonesia yang lezat sebagai bagian dari diplomasi budaya Indonesia yang dikenal kaya akan keragamannya.
Baca Juga: Kesehatan Global, Transisi Energi, dan Digitalisasi Jadi Topik Utama WEF 2022
Baca Juga: B20 Indonesia: Mendorong Adaptasi Dunia Pendidikan di Era Digital
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR