Permintaan data di Asia Pasifik akan tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 27,2% selama tiga tahun ke depan, karena kawasan ini memimpin dalam merangkul teknologi baru termasuk Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML) dan Internet of Things (IoT).
Pada tahun 2025, China akan menghasilkan lebih banyak data daripada Amerika Serikat, menurut sebuah studi dari IDC dan Seagate. Wilayah Asia Pasifik dan Jepang (APJ) juga merupakan salah satu wilayah datasphere dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Data yang dihasilkan di wilayah APJ akan meningkat dari 5,9 ZB pada 2018 menjadi 33,8 ZB pada 2025, yang merupakan 19,3% dari data global.
Didorong oleh kecenderungan pertumbuhan di Asia Pasifik yang rakus akan data dan konsentrasi kawasan ini pada penggunaan cloud native, perusahaan yang ada dan perusahaan di pasar vertikal seperti layanan keuangan, game, dan e-commerce, pasar database cloud di Asia Pasifik diperkirakan akan meroket 117% hingga US$288 miliar pada 2024, menurut laporan GlobalData.
Sementara itu, di Asia Tenggara, adopsi teknologi baru yang canggih juga akan menjadi pendorong utama pertumbuhan pasar cloud. IDC memperkirakan bahwa pasar layanan cloud di kawasan Asia Tenggara akan mencapai US$40,32 miliar pada tahun 2025.
Dengan pertumbuhan data yang begitu eksponensial, database relasional, meskipun masih berguna tetapi tidak dibangun untuk aplikasi yang real-time pada masa kini. Database relasional juga tidak diperuntukkan untuk pengalaman pelanggan karena masalah skala dan kinerjanya.
Deb Dutta (General Manager DataStax Asia Pacific & Japan) mengatakan teknologi NoSQL sudah hadir selama beberapa waktu dan saat ini akan melangkah masuk untuk mengisi celah kekurangan tersebut.
"Pasar NoSQL diperkirakan akan meningkat sepuluh kali lipat menjadi sekitar US$22,08 miliar pada tahun 2026," ujarnya.
Bagi CIO, CTO, pemimpin digital, dan pengembang di balik inovasi baru yang akan datang di Asia Pasifik, ini adalah saat-saat yang menyenangkan. Mengimplementasikan NoSQL untuk mendukung aplikasi multi-wilayah secara real-time yang mendukung kehidupan kita sehari-hari ini sepadan dengan upaya inovasi dan pertumbuhan yang ada.
Lantas, bagaimana para pemimpin perusahaan bisa mendapatkan dukungan perusahaan, terutama dalam lingkungan yang konservatif? Apakah sistem tersebut akan cocok dengan sistem yang telah ada sebelumnya? Bagaimana para pemimpin merencanakan migrasi data? Apakah perusahaan memiliki keterampilan yang tepat untuk mengimplementasikan NoSQL?
Apakah NoSQL tepat untuk perusahaan Anda?
Deb Dutta mengatakan NoSQL dapat menjadi jawaban untuk perusahaan dengan proyek yang memerlukan skala dan data dalam jumlah besar, seperti personalisasi real-time, manajemen profil pengguna, aplikasi web yang menarik, aplikasi seluler, Internet of Things, dan sebagainya. Apache Cassandra merupakan database NoSQL terdistribusi yang dirancang untuk mengelola data dalam jumlah besar dengan ketersediaan tinggi, latensi rendah, pada skala global tanpa adanya titik tunggal kegagalan (single point of failure).
"Ini adalah kunci bagi perusahaan yang memiliki jangkauan global dan kebutuhan akan waktu aktif 24x7 dengan kinerja tinggi," ucapnya.
Perusahaan-perusahaan di Asia menyadari hal ini dan dengan cepat mengadopsi Database Management System (DBMS) NoSQL open-source berbasis cloud, terutama untuk aplikasi baru mereka. Infrastruktur NoSQL mendistribusikan data ke beberapa node dalam satu cluster data sesuai dengan faktor replikasi khusus, biasanya tiga. Hal ini mengoptimalkan baik membaca maupun menulis tanpa kegagalan (zero-downtime) dan memungkinkan aplikasi untuk tetap berjalan dan berkembang.
Di kawasan Asia Pasifik, karena aplikasi real-time yang lebih modern dibangun untuk melibatkan pelanggan (aplikasi ritel seluler, layanan streaming dengan rekomendasi yang dipersonalisasi, pemesanan makanan dan minuman, deteksi penipuan saat itu juga, dan transaksi mata uang kripto), perusahaan mengandalkan database NoSQL untuk mendapat real-time insight secara cepat dan gesit dengan model pembiayaan pay-as-you-grow yang secara signifikan mampu menekan biaya total kepemilikan atau Total Cost of Ownership (TCO).
Perusahaan-perusahaan yang menggunakan Big Data, atau industri-industri non-tradisional yang berkembang pesat seperti gaming, e-commerce, dan fintech, memilih NoSQL sebagai jawaban untuk mempercepat inovasi dan peluncuran produk atau layanannya ke pasar. Tujuan bisnis lainnya juga termasuk antara lain: membangun aplikasi yang mobile-first dan real-time, menurunkan TCO, memperoleh real-time insight untuk meningkatkan pengalaman pelanggan, kemudahan integrasi dengan teknologi yang ada maupun yang baru untuk membuat data tersedia bagi seluruh ekosistem data, termasuk data lake dan gudang data, serta mampu meningkatkan kinerja, efisiensi, dan stabilitas.
Tingginya kinerja cloud Database-As-A-Service (DBaaS) adalah solusi sempurna bagi skalabilitas, kinerja, ketersediaan, produktivitas pengembang, kesederhanaan operasional, dan pengurangan TCO besar-besaran. Namun, apakah perusahaan memiliki keterampilan dan dukungan dari para pengambil keputusan untuk beralih?
Apa yang harus dipertimbangkan saat memilih database NoSQL
Tidak diragukan lagi, database NoSQL sangat disruptif, terutama dalam dunia database relasional. Adalah lumrah jika ingin mempertahankan status quo, keinginan bawaan untuk melakukan hal-hal dengan cara lama yang telah dilakukan sebelumnya. Namun tanpa adanya perubahan, tidak mungkin ada inovasi. Dengan memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang ingin dicapai oleh suatu organisasi sebenarnya adalah langkah awal untuk kesuksesan dalam penggunaan NoSQL.
Tanyakan kepada setiap perusahaan rintisan, dan mereka akan memberi tahu Anda – entitas yang gesit ini 'lahir di cloud' – beberapa spesifikasi yang dibutuhkan seperti skala, kinerja, kelincahan, dan TCO adalah hal yang tidak mungkin diberikan oleh teknologi Relational Database Management System (DBMS). Kategori pengguna ini bukan hanya UKM yang sedang berinovasi, tetapi termasuk Unicorn global (perusahaan dengan valuasi lebih dari US$1 miliar) yang tumbuh dengan pesat.
Deb Dutta mengatakan selain memahami gangguan dari penggunaan dan perubahan yang dibawa oleh teknologi baru, mengidentifikasi arsitek kunci dan pimpinan teknis yang dapat membantu membentuk proses baru dan membuat organisasi mereka ikut serta sangatlah penting.
"Pengembang adalah kunci sukses dengan NoSQL karena mereka adalah penggerak aplikasi baru dengan pertumbuhan yang tinggi. Memberi mereka API untuk membuat alat pengembang yang mereka sukai untuk terhubung dengan database NoSQL sangatlah penting," pungkasnya.
5 alasan NoSQL sangat penting untuk kecepatan dan inovasi
Dengan aplikasi yang menuntut volume data yang besar dan kemampuan speed-to-market, database NoSQL seperti database open-source Apache Cassandra menawarkan skala, throughput, fleksibilitas, efisiensi, dan ketersediaan untuk mengikuti kecepatan dan skala inovasi. Berikut adalah lima alasan kuat untuk bermigrasi ke database NoSQL seperti Cassandra.
Alasan #1: Cassandra tanpa server (serverless) mengurangi biaya sebesar 75%
Penyimpanan data dengan metode terdahulu tidak hanya mahal untuk dikelola, tetapi juga sulit untuk diukur, dipelihara, dan diperbarui bagi operator. Sistem lama dapat menambah biaya kepemilikan yang tinggi karena infrastruktur, dukungan, dan peningkatan untuk sistem lama menghabiskan biaya yang jauh lebih besar daripada berinvestasi dalam perangkat lunak yang baru.
Pindah ke cloud dengan 'layanan terkelola' menghilangkan biaya pengadaan pemeliharaan dan peningkatan infrastruktur. Sebaliknya, Anda hanya akan membayar untuk apa yang telah Anda konsumsi, yang pada akhirnya mengurangi total biaya kepemilikan (TCO).
Dengan membantu perusahaan menyiapkan aplikasi mereka tersedia di pasar lebih cepat dengan biaya yang jauh lebih rendah, Cassandra telah terbukti mengurangi total biaya kepemilikan sebesar 75% selama 3 tahun, menurut laporan GigaOm. Manfaat lainnya termasuk: 95% mengurangi biaya staf, tingkat kerumitan 3 kali lebih sedikit, dan 44% biaya infrastruktur yang lebih rendah.
Alasan #2: Performa, kecepatan, dan ketersediaan
Pelanggan saat ini menuntut kecepatan dan kelancaran dari web perusahaan dan aplikasi seluler. Faktanya, Flexera CIO Priorities Report tahun 2020 mengungkapkan bahwa pelanggan adalah penggerak utama aktivitas transformasi digital. Hal ini membuat penting bagi perusahaan untuk mengadopsi solusi data yang sesuai untuk aplikasi modern dan menawarkan skalabilitas, kinerja, kecepatan, ketersediaan, dan real-time insight.
Basis data NoSQL seperti Cassandra mempercepat waktu respons query dan meningkatkan kinerja aplikasi operasional cloud yang paling intens sekalipun. Selalu tersedia, Cassandra sangat ideal untuk aplikasi global yang harus berjalan 24/7 untuk pengguna di seluruh dunia. Data selalu dapat diakses dan tidak pernah hilang. Terlebih lagi, layanan perbaikan bawaan Cassandra dapat segera memperbaiki masalah saat itu terjadi, tanpa intervensi manual.
Alasan #3: NoSQL cloud yang lebih aman
Menurut IBM, biaya rata-rata satu pelanggaran data (data breach) adalah US$4,24 juta pada tahun 2021. Asia Pasifik mengalami peningkatan risiko dunia maya tertinggi kedua, setelah Amerika Utara.
Sistem terdahulu tidak lagi seaman aplikasi cloud-native, karena lebih sulit untuk mendapatkan dukungan keamanan dan pembaruan dari penyedia sistem terdahulu. Sebagian besar sistem lama juga tidak kompatibel dengan fitur keamanan tingkat lanjut seperti otentikasi multi-faktor atau metode enkripsi.
Pindah ke cloud NoSQL menghilangkan beberapa masalah keamanan ini, meskipun tidak sepenuhnya. Tetapi sebagian besar penyedia basis data cloud menawarkan layanan ekstensif dan dukungan teknis yang dapat membantu Anda mencegah dan memerangi serangan siber.
Alasan #4: Kompatibilitas seluler (Mobile compatibility)
Smartphone adalah bagian integral dari kehidupan kita dan memainkan peran penting dalam proses transformasi digital. Pada tahun 2021, 96,51% penduduk di Korea menilai internet melalui ponsel mereka. Di Asia Pasifik yang lebih luas, lebih dari 80% koneksi internet akan melalui smartphone pada tahun 2025.
Dengan penggunaan seluler yang tinggi di lintas kawasan Asia, mengembangkan aplikasi seluler adalah kunci untuk tetap kompetitif di pasar. Khususnya untuk perusahaan ritel, aplikasi seluler sangat penting untuk mendorong penjualan karena 63% konsumen di Asia Pasifik berbelanja melalui aplikasi seluler.
Akses cepat ke volume data yang sangat besar adalah kunci untuk menghadirkan aplikasi seluler tanpa hambatan, karena perangkat lunak yang sudah ketinggalan zaman tidak dapat memenuhi permintaan ini. Cassandra berbasis cloud menghilangkan kebutuhan untuk terus-menerus meminta data dari server; sebagai gantinya, data disematkan dalam database dan secara otomatis disinkronkan dengan cloud atau server jarak jauh.
Alasan #5: Memberikan pengalaman pelanggan yang luar biasa
Dipicu oleh pandemi dan pembatasan mobilitas, Asia telah menjadi rumah bagi setengah dari pengguna internet dunia pada tahun 2020 dengan total 2,3 miliar. Era baru konsumen digital-first ini memaksa perusahaan untuk mengadopsi strategi transformasi digital untuk memberikan nilai lebih dan konektivitas kepada pelanggan mereka. 86% pelaku bisnis percaya bahwa teknologi cloud adalah kuncinya.
Teknologi cloud memberdayakan perusahaan untuk menjadi cepat, dinamis, dan gesit. Dengan Cassandra berbasis cloud, perusahaan dapat dengan mudah menghubungkan web dan aplikasi selulernya ke database dan mendapatkan insight seputar pelanggannya yang berharga untuk memberikan pengalaman pelanggan yang luar biasa.
NoSQL dibuat khusus untuk aplikasi modern terkini, karena RDBMS tradisional, dengan keterbatasannya, tidak dapat lagi membantu perusahaan untuk berkembang. Menerapkan sistem NoSQL ke dalam organisasi adalah sebuah pergeseran paradigma, tetapi sebanding dengan upaya untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan.
KOMENTAR