Saat ini kemampuan real time data dan analytics mulai dilirik para pelaku bisnis di Indonesia seiring perubahan kebutuhan bisnis dan gaya hidup masyarakat. Solusi apa yang dapat membantu mewujudkannya?
Menjalankan bisnis di masa kini bisa dianalogikan dengan menyetir mobil masa kini pula, yaitu mobil swakemudi. Dibutuhkan data dan insight yang bersifat real time agar para pelaku bisnis bisa cepat mengambil keputusan sehingga terhindar dari "ngerem mendadak" atau bahkan "tabrakan" yang bisa berakibat fatal.
"Dalam bisnis, konsekuensi salah atau terlambat mengambil keputusan kan hanya dua, rugi atau bangkrut," ujar Robby Indarto (Assistant Vice President/Campaign Management Head Bank Mandiri) dalam acara InfoKomputer Tech Gathering, di Fairmont Hotel, Jakarta, Kamis (23/06).
Data analytics sendiri bukan hal baru bagi banyak perusahaan di Indonesia, termasuk Bank Mandiri. Di awal penerapan analitik, Bank Mandiri sudah membangun model customer journey sehingga bank dengan total aset terbesar di Indonesia ini (per Maret 2021) dapat menghadirkan pengalaman pelanggan sesuai perkembangan kebutuhan nasabah.
Dan hal ini bukan perkara mudah. “Nah, contoh, mungkin nasabah membuka tabungan di bank saat mereka masih kuliah. Apakah ketika kemudian menikah, nasabah akan langsung memperbarui data mereka?” ujar Robby yang menyebut hal ini sebagai isu keandalan data (reliability of data).
Di sisi lain, perusahaan juga menghadapi isu performa data. “Ketika kita membuat prediksi terkait nasabah, kita tidak mungkin menggunakan hanya satu atau dua variabel. Tapi kalau diminta menganalisis ratusan variabel pun kita akan sakit kepala,” cerita Robby, Untuk mengatasi itu, Bank Mandiri menggunakan machine learning.
Namun menurut Robby, tetap saja data yang dianalisis oleh kecanggihan machine learning bukan data yang paling mendekati kondisi terkini. “Yang kami butuhkan adalah data yang sedekat mungkin dengan kenyataan. Inilah mengapa kita butuh data real time,” tandasnya.
Sementara itu, di tengah masyarakat kini berkembang gaya hidup bergerak cepat (fast moving lifestyle). CEO IYKRA, Fajar Jaman, mencontohkan pelanggan e-commerce yang ingin segera tahu apakah pembayaran melalui online banking yang ia lakukan berhasil atau sampai di mana barang yang sudah ia beli di salah satu toko di marketplace. Mau tak mau, para pelaku bisnis pun harus siap dengan kemampuan meng-capture, mengolah, dan menganalisis data secara real time.
Penerapan data dan analitik real time sudah dijumpai di banyak bidang, misalnya di bidang e-commerce, data real time digunakan dalam merchandising. Di sektor layanan keuangan, perbankan membutuhkan real time data dan analytics untuk mendeteksi fraud dan pengelolaan asest. Sementara di sektor manufaktur, pemanfaatannya bisa dilihat dalam hal predictive maintenance. Ada pula ETA prediction for vessel di sektor supply chain.
Contoh projek IYKRA yang mengaplikasikan real time data dan analytics, seperti precision farming (pertanian) dan prediksi COVID tahap dini/ early phase COVID prediction (kesehatan).
Khususnya di Divisi Campaign, Bank Mandiri memanfaatkan data real time, antara lain, dalam kampanye-kampanye yang berbasis lokasi (location-based). Menurut Robby, data real time adalah kunci dalam kampanye berbasis lokasi.
Bank Mandiri juga memanfaatkan real time data dan analytics untuk mendeteksi fraud. Contoh lain adalah mendeteksi kebutuhan credit limit pada nasabah kartu kredit.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR