Manfaat pelatihan pun langsung dirasakan oleh Nilma sebagai salah satu produsen terasi Toboali. Menurut Nilma, dulunya ia hanya mengemas terasi buatannya dengan plastik dan dipisahkan dengan ukuran yang berbeda-beda. Ia sama sekali tidak memberikan label atau merek dagang pada usahanya itu. Alhasil, ada banyak orang yang mengambil terasi khas Toboali darinya dan menjualnya kembali menggunakan merek milik mereka. Hal ini tentu saja merugikan Nilma sebagai produsen.
“Tapi sekarang sudah pakai label setelah ada pelatihan dari pemerintah daerah. Pemerintah daerah juga membantu untuk mengurus logo halal dan memberikan edukasi mengenai pentingnya penggunaan merek,” kata Nilma.
Semoga saja, akan semakin banyak inovasi yang akan dilahirkan Pemerintah Kabupaten Bangka setelah mengikuti Gerakan Menuju Smart City 2022.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR