Ada yang menarik ketika berjalan-jalan di pusat kota Toboali, Bangka Selatan. Salah satunya adalah lokasi pembuatan terasi Toboali di Kampung Padang yang hanya berjarak sekitar 5 menit berkendara dari kawasan Simpang Lima, Kota Toboali.
Dilihat sekilas, kampung penghasil terasi ini tampak seperti kampung pada umumnya. Namun, sedikit berjalan ke arah dalam akan terlihat sebuah tiang berwarna biru yang bertuliskan “Kampung Terasi” dengan berbagai arah anak panah sesuai dengan nama perajin terasinya.
Semakin masuk menyusuri kampung ini, terlihat terpal-terpal berwarna biru serta etalase kaca yang diletakkan di depan rumah. Tak ketinggalan, papan nama yang bertuliskan nama perajin terasi di depan masing-masing rumah sang perajin. Salah satu yang paling terlihat adalah Terasi Nilma.
Diminati Sampai ke Luar Negeri
Siang itu, Nilma sedang beristirahat setelah menyelesaikan pekerjaannya membuat terasi. Dalam daster biru, perempuan berkacamata ini membagikan ceritanya sebagai perajin terasi. Ia sendiri adalah generasi kedua yang melanjutkan usaha orang tuanya di kampung itu.
Setiap pagi, ia menerima udang rebon yang baru ditangkap di belakang rumahnya yang tak jauh dari laut. Saat itu juga, ia langsung melakukan proses penjemuran serta pengolahan udang rebon menjadi terasi.
Ada yang unik dengan Terasi Nilma. Jika biasanya terasi dinikmati dalam bentuk padat, Nilma menyediakan varian dalam bentuk bubuk. Tentu saja ini memudahkan penikmat terasi.
Ia bahkan bercerita kalau terasinya itu sudah sampai ke luar negeri, di antaranya Jepang, Perancis, dan Turki.
“Saya tidak tahu bagaimana bisa sampai ke sana. Hanya saja pernah ada yang menunjukkan pada saya kalau terasi saya sudah sampai di rumah makan Indonesia di Turki,” ungkapnya.
Smart City untuk Tingkatkan Ekonomi Rakyat
Salah satu visi yang dicanangkan oleh pemerintah Kabupaten Bangka Selatan saat ini adalah menciptakan kemajuan dalam aspek sosial dan ekonomi masyarakat. Maka tak heran jika peningkatan perekonomian masyarakat menjadi salah satu fokus yang disasar dalam setiap program yang diciptakan.
Salah satu dari sekian banyak program yang telah dilaksanakan adalah dengan memberikan pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan untuk setiap pengusaha industri kecil menengah (IKM).
Inisiatif ini sesuai dengan pilar Smart Economy yang menjadi bagian dari smart city.
Apalagi, Kabupaten Bangka menjadi bagian dari Gerakan Menuju Smart City yang digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Melalui gerakan ini, pemerintah daerah dibimbing untuk memanfaatkan teknologi untuk kemajuan daerahnya.
Manfaat pelatihan pun langsung dirasakan oleh Nilma sebagai salah satu produsen terasi Toboali. Menurut Nilma, dulunya ia hanya mengemas terasi buatannya dengan plastik dan dipisahkan dengan ukuran yang berbeda-beda. Ia sama sekali tidak memberikan label atau merek dagang pada usahanya itu. Alhasil, ada banyak orang yang mengambil terasi khas Toboali darinya dan menjualnya kembali menggunakan merek milik mereka. Hal ini tentu saja merugikan Nilma sebagai produsen.
“Tapi sekarang sudah pakai label setelah ada pelatihan dari pemerintah daerah. Pemerintah daerah juga membantu untuk mengurus logo halal dan memberikan edukasi mengenai pentingnya penggunaan merek,” kata Nilma.
Semoga saja, akan semakin banyak inovasi yang akan dilahirkan Pemerintah Kabupaten Bangka setelah mengikuti Gerakan Menuju Smart City 2022.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR