Semakin banyak contoh artificial intelligence yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia kerja, termasuk di bidang pengembangan software.
Salah satu contoh artificial intelligence terbaru di bidang ini adalah GitHub Copilot, yang diluncurkan bulan Juni lalu sebagai buah kolaborasi antara GitHub dan OpenAI.
GitHub menggadang-gadang contoh artificial intelligence dalam pengembangan software ini sebagai “pasangan programmer AI” bagi para software developer.
Artificial intelligence (AI) diketahui dapat dimanfaatkan dalam berbagai tugas yang berhubungan dengan programming, mulai dari membantu para programmer untuk melengkapi kode sampai dengan mengajari pengguna cara menggunakan fitur-fitur baru dan melakukan pencarian di dalam barisan kode.
Menurut studi yang dilakukan oleh Forrester, AI memiliki potensi terbesar dalam meningkatkan pengembangan software secara drastis di berbagai industri dengan membuat proses pengembangan menjadi lebih cepat, lebih efektif, error-free, dan lebih andal.
Inilah yang dipersembahkan oleh salah satu platform terbesar di dunia di bidang software development, yaitu GitHub, melalui GitHub Copilot. Tersedia sebagai extension untuk programming editor, menurut GitHub, Copilot telah digunakan oleh 1,2 juta orang saat masih dalam tahap preview. Dan Copilot saat ini mampu memberikan saran 40% dari kode-kode yang baru ditulis, atau meningkat 5% dari persentase di awal tahun 2022.
Setelah terpasang, tool ini akan langsung terhubung ke programming editor, seperti Neovim, Visual Studio Code, dan JetBrains IDE. Copilot akan memberikan saran kode dan fungsi berdasarkan konteks. Copilot dapat memberikan saran untuk metode yang komplet, boilerplate code, unit test, dan algoritme yang kompleks.
Di mana letak contoh artificial intelligence pada GitHub Copilot? AI pair programmer ini membekal Open API Codex, sebuah model bahasa yang dilatih oleh miliaran source code yang tersedia untuk publik dan natural language, termasuk kode yang ada di public repository GitHub.
Codex dikembangkan dengan berbasiskan pada model GPT-3 (Generative Pre-Trained Transformer generasi ke-3). Model GPT-3 adalah model bahasa yang dapat menghasilkan urutan teks berdasarkan petunjuk/pesan (prompt) yang simpel. Codex merupakan turunan dari model ini, yang tidak hanya mampu membuat teks, tetapi juga menghasilkan kode dalam berbagai bahasa pemrograman.
GitHub Copilot mendukung hampir semua bahasa pemrograman, di antara yang populer adalah Python, JavaScript, TypeScript, Ruby, dan Go.
“Karena GitHub Copilot dilatih dengan source code dan natural language, Anda dapat menulis sebuah komentar dalam bahasa Inggris, dan kemudian Codex akan memberikan saran kodenya seperti apa,” jelas Oege de Moor, Vice President GitHub Next seperti dikutip dari Techwire Asia.
De Moor menjelaskan bahwa teknologi Codex bekerja seperti auto-complete pada software word processing. Namun tentu saja alih-alih menulis kata atau kalimat, Codex akan menulis kode dan sekaligus menyelesaikan seluruh fungsinya.
“Saat Anda mengetik di (programming) editor, kutipan kode Anda akan dikirim ke AI, yang merespons dengan cara menyelesaikan apa yang Anda ketik,” de Moor menambahkan.
GitHub Copilot dibanderol lharga $10 per bulan atau $100 per tahun. Namun tersedia gratis untuk siswa terverifikasi dan pengelola proyek open source populer, kata GitHub pada tanggal 21 Juni. GitHub juga menyediakan uji coba gratis selama 60 hari.
Menurut GitHub, seperti dikutip dari Infoworld, Copilot akan mengubah cara pengembangan software secara fundamental dengan semakin memudahkan pengembang menulis kode.
Namun di sisi lain, kehadiran GitHub Copilot juga mengundang protes dari beberapa pihak. Salah satu pihak yang melayangkan protes adalah Free Software Foundation, yang menyebut tool ini sebagai sesuatu yang tidak bisa diterima dan tidak adil.
Free Software Foundation mempertanyakan apakah melatih model AI dengan source code bebas lisensi merupakan penggunaan yang adil. Ataupun jika semuanya secara hukum sudah sangat baik, apakah adil jika perusahaan software propietary membangun layanan di atas kode yang dikembangkan untuk kepentingan publik?
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang masih terus bermunculan di seputar penggunaan GitHub Copilot.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR