Pemerintah Taiwan akan menjatuhkan denda kepada Foxconn usai perusahaan itu melakukan investasi di China.
Taiwan sendiri telah mewaspadai China yang memiliki rencana besar untuk meningkatkan kemampuan produksi industri semikonduktornya. Bahkan, Taiwan memperketat undang-undang untuk mencegah China mencuri teknologi chip.
Foxconn sendiri adalah pemegang saham konglomerat chip China Tsinghua Unigroup. Dalam pengajuan ke bursa saham Taipei, anak perusahaannya di China telah setuju untuk menjual seluruh saham ekuitasnya di Tsinghua Unigroup.
Kementerian Ekonomi Taiwan menegaskan komisi investasi yang harus menyetujui semua investasi asing akan meminta Foxconn untuk memberikan "penjelasan lengkap" tentang investasi tersebut.
"Untuk investasi yang tidak diumumkan sebelumnya, jumlahnya tetap akan dihitung sesuai dengan rumus dan sanksinya akan dikenakan sesuai dengan undang-undang," demikian pernyataan itu seperti dikutip Reuters.
Di sisi lain, Foxconn tidak memberikan komentar terkait masalah itu.
Pindah ke AS
Saat ini hubungan diplomatik antara China dan Taiwan sedang memanas, menyusul china terus melakukan latihan militer besar-besaran di sekitar Taiwan. Eskalasi militer pun bisa pecah sewaktu-waktu.
Tentunya, suhu geo-politik Taiwan-China yang genting itu bukanlah hal yang menyenangkan bagi Apple, mengingat chipset Apple dibuat oleh pabrikan semikonduktor TSMC yang memiliki pusat manufaktur di Taiwan.
Sebanyak 25 persen pendapatan tahunan TSMC sendiri disumbangkan oleh Apple. Karena itu, Apple sedang melobi TSMC untuk memindahkan pusat manufakturnya dari Taiwan ke AS yang wilayahnya lebih kondusif seperti dikutip Phone Arena.
TSMC sendiri akan membuka fasilitas pembuatan chip 5nm di Phoenix, Arizona yang akan beroperasi pada 2024. Tentunya, TSMC akan membawa lebih banyak talenta terbaiknya ke AS.
Salah satu pabrik TSMC sekarang sedang mengerjakan cara untuk menurunkan simpul proses menjadi 1 nm. Bulan lalu, Samsung Foundry mengumumkan peta jalan untuk produksi chipnya yang akan beralih dari node proses 3nm tahun ini menjadi 2nm pada tahun 2025.
Pada 2027, Samsung Foundry mengatakan akan memproduksi chip menggunakan node proses 1,4nm. Intel mengumumkan tahun lalu bahwa teknologi baru akan memungkinkannya bersaing untuk kepemimpinan proses pada tahun 2025 dengan TSMC dan Samsung.
Masalah yang dihadapi perusahaan seperti TSMC, Samsung Foundry, dan Intel adalah bagaimana membuat transistor menjadi lebih kecil.
Seluruh prosesnya sangat kompleks. Selama beberapa tahun terakhir, TSMC dan Samsung Foundry telah menggunakan transistor FinFET (Fin-Shaped Field Effect). Sementara Samsung tahun ini mulai menggunakan transistor Gate-All-Around (GAA).
Transistor GAA dapat membuat gerbang bersentuhan dengan keempat sisi saluran transistor untuk memberikan kontrol lebih besar atas aliran arus (transistor FinFET hanya menutupi tiga sisi saluran) dengan mengganti sirip vertikal dengan tumpukan horizontal dari apa yang disebut nanosheet.
Transistor GAA, yang dirancang pertama kali oleh Samsung, dapat membantu mengurangi ukuran transistor dan meningkatkan kerapatan transistor yang memungkinkan lebih banyak transistor di dalam sebuah chip.
Chip GAA juga memungkinkan saluran diperlebar di dalam komponen yang memungkinkan chip menjadi lebih cepat. Ini juga akan membantu mendorong chip yang lebih hemat daya. Perlu diingat bahwa TSMC tetap menggunakan FinFET untuk produksi 3nm dan akan menggunakan GAA ketika chip 2nm mulai diluncurkan. Samsung sudah menggunakan GAA pada komponen 3nm-nya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR