"Tayangan ujaran kebencian terus menurun, meskipun ada pertumbuhan pengguna yang signifikan! @TwitterSafety akan menerbitkan data setiap minggu," kata Musk, dikutip dari Tech Times.
"Kebebasan berbicara bukan berarti kebebasan untuk menjangkau. Hal negatif seharusnya mendapatkan jangkauan lebih rendah daripada hal positif," sambung dia
Dia juga mengklaim kalau saat ini ada sekitar 500 juta tweet per hari dan jutaan impression. Jadi tayangan ujaran kebencian tak lebih dari 0,1 persen dari apa yang dilihat di Twitter.
Termasuk Trump
Pemilik Twitter Elon Musk kembali mengaktifkan akun mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Bahkan, sebagian besar responden mendukung pemulihan akun Donald Trump.
Sebelumnya, Twitter membekukan akun Donald Trump pada awal tahun lalu usai ia terlibat dalam serangan 6 Januari 2021 di Capitol AS oleh massa pendukungnya. Massa mengamuk dan berusaha membatalkan hasil pemilu 2020.
"Masyarakat telah berbicara dan akun Trump akan dipulihkan. Vox Populi, Vox Dei!," ujar Elon Musk melalui akun Twitternya yang mengutip pepatah Latin "Suara rakyat adalah suara Tuhan."
Jajak pendapat pemulihan akun Donald Trump itu diikuti oleh lebih dari 15 juta orang dari 237 juta pengguna harian Twitter. Sebanyak 51,8 persen responden mendukung dan 48,2 persen menentang.
Sebagai informasi, Donald Trump memiliki lebih dari 88 juta pengguna ketika akunnya ditangguhkan.
Selama menjadi presiden AS, Trump selalu menggunakan Twitter media komunikasi untuk menyampaikan kebijakannya, menyerang saingan politik, dan berkomunikasi dengan pendukung.
Sayangnya, Donald Trump pernah mengatakan ia tidak akan kembali ke Twitter dan akan tetap menggunakan jaringannya sendiri Truth Social, yang diluncurkan setelah dia dilarang dari Twitter.
Respon Trump
Source | : | Reuters |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR