Kini dunia tengah mengalami pertumbuhan pesat dalam industri teknologi. Ini tentunya tidak terlepas dari adanya tantangan digital.
Cybercrime atau kejahatan dunia maya, sebagian besar dalam bentuk phishing dan sniffing, mengintai orang-orang yang lalai dalam menjaga keamanan aktivitas internet mereka.
Namun, isu ini belum cukup tertangani dengan baik di Indonesia. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan indeks keamanan siber terburuk di dunia.
Sebuah kasus viral baru saja terjadi di bulan ini, di mana pelaku menggunakan metode sniffing dengan cara mengirim pesan kepada korban dan berpura-pura menjadi kurir paket.
Mereka mengirimkan file yang diklaim menunjukkan detail pengiriman paket, tetapi sebenarnya adalah file perangkat lunak yang mengumpulkan data korban (data perbankan) dan mengirimkannya ke pelaku.
Pengguna aplikasi pesan instan seperti Telegram juga bisa menjadi korban phishing atau sniffing.
Oleh karena itu, pengguna harus mengetahui cara mengenali dan menghindari kedua serangan tersebut.
Sama seperti bagaimana di dunia nyata orang menjaga barang bawaan mereka dan menghindari orang asing yang mencurigakan, tindakan pencegahan yang sama juga perlu dilakukan secara online.
Berikut adalah beberapa tips untuk memaksimalkan keamanan di Telegram:
1. Aktifkan Two Factor Authentication (2FA)
Two Factor Authentication adalah langkah yang dapat diambil untuk melindungi akunmu. Ini dapat dilakukan dengan membuka menu 'Pengaturan'.
Kemudian, buka 'Privasi dan Keamanan' dan klik 'Verifikasi Dua Langkah' di bawah bagian 'Keamanan'.
Selanjutnya, pilih 'Atur Kata Sandi' di bagian bawah, dan di layer berikutnya, buat dan masukkan kata sandi.
2. Gunakan Browser Versi Terbaru
Saat menggunakan Telegram Web, pastikan kamu sudah menggunakan browser versi terbaru.
Pada umumnya, browser dilengkapi dengan fitur anti-phishing bawaan untuk memastikan keamanan setiap pengguna.
3. Verifikasi Keamanan Situs Web yang Dikunjungi dan Email serta Obrolan yang Diterima
Kejahatan phishing dan sniffing umumnya dilakukan melalui web, email, atau chat.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa situs web yang kamu buka telah menggunakan Sertifikat Secure Socket Layer (SSL), yang berarti semua komunikasi dan data kamu dienkripsi dari browser ke server situs web yang sedang kamu buka.
Untuk mengetahui apakah situs web tersebut menggunakan SSL, periksa apakah ada simbol gembok di address bar dan apakah URL dimulai dengan 'https' (Hypertext Transfer Protocol Secure).
Selain itu, selalu verifikasi email dan chat yang kamu terima dengan mengecek contact person atau mencari alamat email resmi perusahaan.
Hanya klik tautan atau unduh file yang telah dikirim oleh kontak yang terverifikasi atau terpercaya dan jangan mengunduh aplikasi atau perangkat lunak yang tidak terbukti keamanannya.
Di Telegram, kamu dapat memastikan bahwa channel dan bot yang kamu ikuti telah terverifikasi.
Jika kamu memilih untuk mengikuti channel dan bot yang belum terverifikasi, ada baiknya memperhatikan secara detail sebelum klik tautan atau mengunduh file apapun untuk meminimalisir risiko kamu ditipu.
4. Jangan Pernah Memberikan Informasi Pribadi ke Situs Tidak Terpercaya
Kamu tidak dianjurkan memberikan informasi apa pun, termasuk data pribadi dan keuanganmu secara sukarela, kecuali kamu 100% mempercayai situs yang sedang kamu buka tersebut.
5. Gunakan Kata Sandi Berbeda untuk Semua Akun
Untuk meningkatkan keamanan data, pastikan kamu menggunakan kata sandi yang berbeda untuk akun yang berbeda.
Jika kamu menggunakan kata sandi yang sama, semua akunmu berisiko untuk disusupi jika suatu saat upaya phishing berhasil mencuri kata sandimu.
Menggunakan kata sandi yang berbeda untuk setiap situs web/aplikasi dan mengubah kata sandi kamu secara berkala dapat membantu memastikan keamananmu.
Baca Juga: 7 Fitur di Aplikasi Telegram untuk Mendukung Kebutuhan Tugas Sekolah
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR